19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kurang efektifnya mekanisme internasional untuk merespon kekejaman. Sistem penghukuman<br />

internasional (international penal law) tetap berada pada kondisinya yang tidak berkembang:<br />

masih belum ada sistem hukum pidana internasional (international criminal code). Dan,<br />

meskipun berulang kali diserukan pembentukan pengadilan pidana internasional atau bahkan<br />

jurisdiksi internasional, forum tersebut masih belum dibentuk. Baru belakangan ini timbul<br />

konsensus di masyarakat internasional yang mendukung prinsip pengadilan pidana<br />

internasional yang permanen untuk dibentuk sebelum akhir abad ke-20. 14<br />

Namun, pemberian jurisdiksi kepada badan internasional terhadap pelanggaran pidana<br />

selain genosida masih ditentang oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Bahkan<br />

dalam kontroversi hukum internasional yang berkaitan dengan hal-hal non-pidana, di mana<br />

jurisdiksi internasional telah disepakati, tampaknya tidak akan tercapai kesepakatan. 15 Dengan<br />

demikian, kejahatan internasional yang telah didefinisikan belum tentu disertai oleh jurisdiksi<br />

universal. Dengan ditempatkannya negara di Mahkamah Internasional sebagai aktor dan<br />

dengan intensif untuk menjadikan negara tetap kebal terhadap tuntutan, struktur hukum<br />

internasional kini belum membantu pelaksanaan konvensi menentang genosida dan jaminan<br />

lainnya dari hukum internasional. Literatur yang menyerukan penambahan norma-norma<br />

internasional dan mekanisme penerapan jauh lebih maju daripada parameter konsensus pascaperang<br />

dan sistem hukum internasional yang ada. 16 Celah antara definisi kejahatan menurut<br />

hukum internasional dan mekanisme penerapannya masih tetap lebar. Namun, meskipun<br />

dengan sifatnya yang luar biasa, hukum internasional memberikan panduan normatif yang<br />

sedikit banyak memediasi banyak dilema keadilan transisional.<br />

Dilema <strong>Transisional</strong> dan Pergeseran Paradigma Nuremberg<br />

Paradigma keadilan dan istilah-istilah hukum internasional yang diciptakan di Nuremberg,<br />

meskipun memiliki kelemahan, masih tetap menjadi kerangka perdebatan tentang keadilan<br />

suksesor. Dalam sistem hukum internasional, dilema keadilan suksesor berhasil diselesaikan.<br />

Pandangan tentang ketidakmampuan keadilan nasional melepaskan diri dari politik timbul dari<br />

sejarah kebijakan pasca-Perang Dunia Pertama, dengan dampak yang terasakan di kemudian<br />

hari. Secara abstrak, dilema keadilan suksesor tampaknya paling bisa diselesaikan dengan<br />

merujuk pada sistem hukum yang otonom. Sementara dalam skema hukum nasional,<br />

pertanyaan tentang keadilan tampaknya tidak bisa dilepaskan dari politik, dari perspektif<br />

hukum internasioanal, pertanyaan tentang keadilan dapat dipisahkan dari politik<br />

internasional. 17 Bahkan bila peradilan internasional seluruhnya bersifat ad hoc, seperti tentang<br />

kekejaman dalam konflik Balkan, paling tidak ia dianggap kurang politis dibandingkan<br />

alternatif-alternatif lainnya. Hukum internasional dianggap bisa mengangkat keadilan dari<br />

konteks nasionalnya yang terpolitisasi.<br />

Hukum Internasional dan Dilema <strong>Keadilan</strong> Retroaktif<br />

14<br />

Lihat catatan kaki 12 di atas.<br />

15<br />

Sebuah contoh yang buruk adalah penolakan Amerika Serikat terhadap jurisdiksi Mahkamah Internasional<br />

dalam kasus yang diajukan Nikaragua. Lihat Nicaragua v. United States, 1984 ICJ 392 (1984).<br />

16<br />

Lihat Aryeh Neier, War Crimes: Brutality, Genocide, Terror, and the Struggle for Justice, New York: Times<br />

Books, 1998.<br />

17<br />

Untuk komentator dengan posisi ini, lihat misalnya Hannah Arendt, Eichmann in Jerusalem: A Report on the<br />

Banality of Evil, New York: Penguin Books, 1964.<br />

7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!