19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

suksesor? Kerugian saja, seperti dibicarakan di atas, tidak menjadi satu-satunya dasar<br />

reparasi pada masa transisi. Karena setelah pemerintahan represif yang sistematis,<br />

kerugian tidaklah terbatas dan bukan menjadi prinsip yang restriktif. Preseden reparatoris<br />

tentang perlakuan yang berbeda pada masa pemerintahan represif di masa lalu<br />

menunjukkan bahwa prinsip relevan tentang perbedaan perlakuan yang layak mendapat<br />

kompensasi menentukan kerugian mana yang mendapat perbaikan, adalah prinsip<br />

penindasan politik. Praktik transisional di atas menunjukkan bahwa perlakuan negara di<br />

masa lalu yang layak mendapatkan kompensasi terutama berkaitan dengan diskriminasi<br />

di masa lalu atas dasar politik; prinsip utama kerugian yang dapat dikompensasi pada<br />

masa transisi berusaha untuk memperbaiki kesalahan penindasan politik di masa lalu.<br />

Kompensasi sering kali dijustifikasi atas dasar hak yang diciptakan dalam hukum natural<br />

atau internasional, sebagai sumber norma-norma yang berkelanjutan yang mengabaikan<br />

perubahan politik. 56 Dalam hukum internasional, dukungan terkuat adalah terhadap<br />

pelanggaran-pelanggaran yang paling berat, yaitu norma-norma “jus cogens”. 57<br />

Reparasi yang dijustifikasi atas dasar prinsip penindasan politik memediasi tujuan<br />

transisi yang memandang ke belakang dan depan. Kebijakan reparatoris yang berdasar<br />

pada prinsip perlindungan terhadap penindasan politik dijustifikasi atas dasar mandat<br />

negara untuk memberikan perlindungan secara setara. Semua pemerintah wajib<br />

melindungi semua warga-negaranya secara setara di muka hukum; pelanggaran<br />

kewajiban ini adalah dasar untuk melakukan revolusi. 58 Kesetaraan di muka hukum<br />

sering kali menjadi nilai yang mendasari revolusi, namun setelahnya, ke mana perginya<br />

hak untuk mendapat perlindungan yang setara ini? Bila perbaikan dilakukan dengan<br />

memandang penindasan politik di masa lalu, ia menghidupkan kembali dasar revolusi dan<br />

memajukan rekonstruksi hak-hak warga negara. Perhatian terhadap hak-hak kesetaraan<br />

ini memiliki signifikansi yang melampaui individu-individu yang terpengaruh dan<br />

menjangkau masyarakat secara keseluruhan. Bila rezim penerus memberikan reparasi<br />

terhadap korban penindasan politik rezim lampau, tindakan demikian menegaskan bahwa<br />

hak-hak warga negara akan dilindungi secara setara. Pengakuan hak-hak individual<br />

menggariskan suatu garis baru yang memberikan keamanan individu dari negara, yang<br />

merupakan tanda perubahan menuju liberalisasi. Tindakan reparatoris transisional<br />

menarik garis yang memisahkan masa lalu dengan masa kini, dari penindasan politik, dan<br />

dengan demikian, menjalankan tindakan dan ritual yang dikaitkan dengan sistem hukum<br />

negara liberal.<br />

Dilema Titik Awal<br />

Usaha reparatoris suksesor biasanya diambil dengan prinsip penindasan politik, terhadap<br />

hak-hak yang diakui secara retroaktif oleh rezim transisional. Dalam proses konstruktif<br />

ini, pertanyaan penting yang muncul tentang kebijakan reparatoris adalah dari mana<br />

menarik titik awal?<br />

56 Lihat misalnya, Law on Extrajudicial Rehabilitation (menggunakan hukum internasional sebagai dasar<br />

hak atas properti) (dikutip dalam catatan kaki 40 di atas).<br />

57 Lihat catatan kaki 40 di atas.<br />

58 Lihat Steven J. Heyman, “The First Duty of Government: Protection, Liberty, and the Fourteenth<br />

Amendment”, Duke Law Journal 41 (1991): 507.<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!