19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

hukuman minimal. Bila para arsitek utama kebijakan “tembak mati” suatu negara bebas dari<br />

tanggung jawab, prinsip tanggung jawab individual menjadi tampak lemah. Pertimbangkanlah<br />

mengapa demikian. Kasus penjaga perbatasan ini seharusnya menunjukkan bahwa terdapat<br />

kaitan erat antara tanggung jawab komandan dan bawahan untuk kejahatan yang dilakukan<br />

dalam pemerintahan yang represif secara sistematis. Dilema tanggung jawab individual ini<br />

harusnya diselesaikan dengan membebankan tanggung jawab yang sama kepada dalang<br />

maupun pelaku.<br />

Dilema pasca-totaliter yang dijelaskan di atas juga tampak dalam transisi lainnya.<br />

Setelah pemerintahan militer, bagaimana mengkonseptualisasi tanggung jawab hukum para<br />

komandan dan bawahan untuk kekejaman dalam negara polisi? Bila satu orang<br />

memerintahkan orang lain untuk melakukan kejahatan, siapa “pelaku” kejahatan tersebut?<br />

Inilah pertanyaan utama dalam pengadilan suksesor di Argentina terhadap junta militernya.<br />

Teori “tanggung jawab bersama” yang diajukan oleh pengadilan tingkat rendah menganggap<br />

bahwa tanggung jawab atasan sama tingginya dengan tanggung jawab bawahan untuk<br />

pelanggaran yang sama, menurut doktrin “kendali tindakan” yang berasal dari Jerman, yang<br />

membebankan tanggung jawab pidana kepada pelaku langsung maupun tidak langsung. Maka,<br />

junta tersebut dianggap bertanggung-jawab atas perannya sebagai perencana dan pemberi<br />

perintah penyiksaan dan penghilangan, sebagai “pelaku tidak langsung”, sementara orangorang<br />

lain yang terlibat dianggap sebagai “pelaku langsung”. 74 Namun, setelah banding,<br />

“tanggung jawab bersama” ini dimodifikasi oleh Mahkamah Agung yang berusaha untuk<br />

menerapkan pemahaman normal tentang tanggung jawab pidana terhadap kejahatan aparat<br />

represi. “Keberadaan pada saat yang sama dua tingkat tanggung jawab kejahatan tidak<br />

memiliki dasar,” menurut Mahkamah Agung, karena jika seseorang bertanggung-jawab<br />

terhadap terjadinya suatu kejahatan, ia memiliki “kendali tindakan”, sehingga tidak ada<br />

tanggung jawab sebagai pelaku “tidak langsung” pada posisi komandan. Dengan demikian,<br />

para komandan dianggap sebagai “rekan dalam kejahatan” penindasan. 75<br />

Karakterisasi tanggung jawab pidana ini tampak aneh, karena para pelaku utama<br />

represi negara malah dianggap sebagai agen. Preseden junta mengabaikan signifikansi peran<br />

Wall Killings but Set Free, UPI, 16 September 1993, tersedia di Lexis, News Library, arsip UPI. Egon Krenz<br />

diadili bersama lima anggota politbiro lainnya atas tuduhan pembunuhan dalam peristiwa Tembok Berlin. Krenz<br />

dijatuhi vonis pada bulan Agustus 1997 untuk enam setengah tahun penjara. Dua pejabat tinggi politbiro lainnya<br />

masing masing dihukum tiga tahun. Lihat “Senior East German Officers Jailed for Berlin Wall Killings”,<br />

Deutscher Presse Agentur, 26 Maret 1998, tersedia di Lexis, News Library. “Hingga tahun 1997, terdapat 50<br />

kasus yang dibawa ke pengadilan terhadap sekitar 100 serdadu, perwira dan pejabat pemerintah yang dituduh<br />

berkaitan penembakan di Tembok Berlin. Dari jumlah itu, 55 telah mendapatkan vonis. Hampir semua<br />

mendapatkan hukuman yang singkat atau ditunda. Edmund Andrews, “Honecker’s Succesor Jailed for Wall<br />

Killings”, International Herald Tribune, 26 Agustus 1997, tersedia di Lexis, News Library. Untuk diskusi<br />

doktrinal tentang kasus-kasus ini, lihat German Yearbook of International Law 36 (Berlin, 1993): 41. Untuk<br />

laporan jurnalistik, lihat Rosenberg, Haunted Land.<br />

74 Proses peradilan terhadap Jorge R. Videla et al. semula diajukan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata<br />

mengikuti Dekrit No. 158. Judgment of December 9, 1986 bagian 308-314 (Federal Criminal and Correctional<br />

Court of Appeals, Federal District of Buenos Aires), sebagaimana diterjemahkan dan dicetak ulang dalam<br />

Alejandro M. Garro dan Henry Dahl, “Legal Accountability of Human Rights Violations in Argentina: One Step<br />

Forward and Two Steps Backward”, Human Rights Law Journal 8 (1978): 417-18. Lihat Paula K. Speck, The<br />

Trial of Argentine Junta: Responsibilities and Realities,” Inter-American Law Review 18 (1987): 491.<br />

75 Judgment of December 30, 1986 bagian 23-29, 48-49 (Mahkamah Agung Argentina, Buenos Aires).<br />

Sebagaimana diterjemahkan dan dicetak ulang dalam Garro dan Dahl, “Legal Accountability for Human Rights<br />

Violations in Argentina,” 435-39.<br />

24

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!