19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dibayar dengan amnesti umum. Setelah kesepakatan tersebut dicapai, timbul perdebatan<br />

tentang lingkup amnesti yang akan diundang-undangkan. 102<br />

Dalam proses perundingan perdamaian El Salvador yang diadakan di bawah lindungan<br />

PBB, meskipun amnesti tidak secara eksplisit dimuat dalam kesepakatan damai, seminggu<br />

setelah kesepakatan ditandatangani, pada tanggal 16 Januari 1992, Undang-Undang<br />

Rekonsiliasi Nasional disahkan. Singkatnya jarak waktu tersebut menandakan bahwa amnesti<br />

disepakati secara diam-diam dalam proses perdamaian. 103 Kesepakatan serupa memungkinkan<br />

transisi di Uruguay, di mana langkah-langkah amnesti dilaksanakan dalam beberapa tahap.<br />

Naval Club Pact, yang memberikan amnesti bagi para penanggung-jawab pelanggaran hak<br />

asasi manusia, disepakati oleh anggota perwakilan politik negara itu dalam negosiasi<br />

mengenai syarat transisi ke pemerintahan sipil. Kesepakatan ini kemudian diratifikasi oleh<br />

parlemen dalam Undang-Undang Perdamaian Nasional, yang disahkan pada tahun 1986.<br />

Akhirnya, empat tahun kemudian, Undang-Undang yang Menghapuskan Klaim Negara untuk<br />

Menghukum Kejahatan Tertentu, yang jauh lebih luas, diajukan untuk diadakan<br />

referendum. 104 Amnesti hasil kesepakatan seperti ini, yang merupakan hasil negosiasi transisi,<br />

menunjukkan kepentingan-kepentingan yang dipertaruhkan dalam usaha pencapaian keadilan<br />

melalui pemidanaan. Dalam transisi ternegosiasi, baik wakil militer maupun oposisi politik<br />

yang terlibat dalam konflik sama-sama memiliki kepentingan pribadi untuk mendapatkan<br />

kekebalan dari pengadilan. Di negara-negara lain di wilayah ini, bentuk-bentuk pemgampunan<br />

lain diberikan bersama dengan transisi. Meskipun pada awalnya terdapat pengadilan terhadap<br />

junta di Argentina, sejumlah undang-undang menghentikan proses tersebut. 105<br />

102<br />

Lihat “The Deal: Amnesty Law Expected to Clear Junta Very Soon”, New York Times, 21 September 1994,<br />

hal. A17.<br />

103<br />

Keputusan legislatif No. 486, 3/22/93, El Salvador (22 Maret 1993), menyetujui Undang-Undang Amnesti<br />

Umum untuk Konsolidasi Perdamaian. Lihat Todd Howland, “Salvador Peace Starts with Misstep”, Christian<br />

Science Monitor, 7 Februari 1992. John J. Moore Jr., “Problems with Forgiveness: Granting Amnesty under the<br />

Arias Plan in Nicaragua and El Salvador”, Stanford Law Review 43 (1991): 733. “Ley de Reconciliacion<br />

Nacional” (Undang-undang Rekonsiliasi Nasional), Keputusan No. 145-96 tertanggal 23 Desember 1996, dicetak<br />

ulang dalam Guatemala Constitutional Court Decision on Amnesty, Nos. 8-97 and 20-97, at. 19-20 (7 Oktober<br />

1997), instrumen dasar untuk rekonsiliasi dengan orang-orang yang terlibat dalam konflik bersenjata, dengan<br />

menghapuskan semua tanggung jawab pidana bagi kejahatan-kejahatan politik yang dilakukan dalam konflik<br />

bersenjata; dan menghapuskan tanggung jawab untuk kejahatan lainnya, terkecuali genosida, penyiksaan, atau<br />

penghilangan paksa.<br />

104<br />

Lihat Law No. 15.848 (Uruguay), “Ley de Caducidad de la Pretension Punitiva del Estado (Undang-Undang<br />

yang Menghapuskan Klaim Negara untuk Menghukum Kejahatan Tertentu), Pasal 1. Disepakati bahwa, sebagai<br />

konsekuensi dari peristiwa-peristiwa yang timbul dari persetujuan antara partai-partai politik dan angkatan<br />

bersenjata yang ditandatangani pada bulan Agustus 1984, dan untuk menyelesaikan transisi ke tatanan<br />

konstitusional sepenuhnya, negara mencabut haknya untuk memidana kejahatan-kejahatan yang dilakukan hingga<br />

tanggal 1 Maret 1985, oleh anggota militer atau polisi atas alasan politik atau memenuhi tugas dan menaati<br />

perintah dari atasan selama masa de facto; Americas Watch, Challenging Impunity: The Ley de Caducidad and<br />

the Referendum Campaign in Uruguay, New York: Human Rights Watch, 1990. Lihat juga Shirley Christian,<br />

“Uruguay Votes to Retain Amnesty for the Military, New York Times, 17 April 1989, rubrik internasional, hlm.<br />

A8; Martin Weinstein, Uruguay-Democracy at the Crossroads, Boulder: Westview Press, 1984.<br />

105<br />

Lihat Due Obedience Law; Law No. 23.049 (Argentina, 1984). The Full Stop Law; Law No. 23.492,<br />

diberlakukan pada tanggal 24 Desember 1986, dan Due Obedience Law; Law No. 23.523, diberlakukan pada<br />

tanggal 8 Juni 1987.<br />

Setelah diberlakukannya undang-undang ini, melalui keputusan presiden, Pardon No. 1002 (7 Oktober<br />

1989) memerintahkan bahwa semua proses hukum yang dijalankan mengenai kasus pelanggaran hak asasi<br />

manusia dihentikan.<br />

34

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!