19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

preseden terkait dalam Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika, Uruguay juga<br />

diperintahkan untuk memberikan reparasi. 24<br />

Preseden transisional menciptakan definisi baru tentang kewajiban negara<br />

terhadap warganya. Seperti konstitusi transisional dan sanksi pidana yang menggariskan<br />

perubahan dalam kedaulatan negara, tindakan reparatoris dapat pula melakukan hal<br />

tersebut. Reparasi transisional ditujukan untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan<br />

terhadap korban, namun mereka memiliki nilai tambah di lingkup publik. Bila reparasi<br />

menjadi bagian kebijakan suksesor publik yang formal, mereka bisa secara kritis<br />

merespon kebijakan rezim pendahulu dengan memperbaiki pelanggaran terhadap<br />

perlindungan yang setara oleh hukum. Para korban penindasan oleh militer telah dituduh<br />

melakukan subversi dan dibunuh sebagai musuh negara. Mereka diculik, disiksa, dibunuh<br />

dan dihilangkan; anak-anak mereka disandera, hak milik mereka disita. Maka, Komisi<br />

Kebenaran dan Rekonsiliasi Cili menyarankan suatu reparasi “moral”, “untuk secara<br />

terbuka membersihkan nama baik mereka yang telah meninggal dari stigma tuduhan<br />

palsu sebagai musuh negara”. 25 Sesuai dengan mandat ini, hanya beberapa hari setelah<br />

menjabat sebagai presiden, Patricio Aylwin mengadakan acara peringatan terbuka<br />

bersama rakyat Cili di stadion utama, yang pada masa pemerintahan militer dipergunakan<br />

sebagai tempat penyekapan para tahanan politik. Sementara presiden, dalam pidatonya<br />

itu, mengumumkan nama-nama mereka yang dihilangkan yang disiarkan secara langsung<br />

ke seluruh negeri, nama-nama tersebut dimuculkan pula di papan elektronik di stadion<br />

tersebut, sebagai bentuk penyesalan dan permintaan maaf kepada para korban kesalahan<br />

pemerintahan represif sebelumnya itu.<br />

Seperti juga di masa kuno, “reparasi moral” Amerika Latin ditujukan untuk<br />

meluruskan pandangan komunitas dan mengembalikan harga diri. Reparasi moral ini<br />

bersifat kompensatoris, bukan punitif. 26 Reparasi moral ditujukan untuk menghilangkan<br />

rasa malu dan rendah diri yang dialami para korban dan mengembalikan reputasi dan<br />

status mereka di mata publik. Pada pemahaman common law yang biasa tentang<br />

penghinaan, bila korban telah meninggal, tanggung jawab terhadap penghinaan ini<br />

hilang, namun tidak demikian dalam kasus penghilangan. Reparasi moral melampaui para<br />

korban dan kerabatnya saja, dan memasuki ruang publik secara keseluruhan.<br />

Pengembalian nama baik ini menunjukkan bahwa reputasi memiliki peranan yang lebih<br />

penting daripada di masa biasa; ia melayani kepentingan masyarakat dalam transisi<br />

politik. Dalam kasus penghinaan politik dan penindasan, yang terpengaruh bukan saja<br />

reputasi pribadi para korbannya. Dengan merehabilitasi mereka yang dihilangkan, negara<br />

juga secara terbuka mengakui tanggung jawabnya terhadap kesalahan tersebut. Terlebih<br />

lagi, dengan memikul tanggung jawab, rezim penerus ini menunjukkan bahwa kesalahan<br />

ini adalah kesalahan negara; bahkan, pemikulan tanggung jawab oleh negara dapat<br />

mengurangi kerugian moral. 27 Tindakan-tindakan perbaikan ini secara jelas ditujukan<br />

untuk memungkinkan rekonsiliasi masyarakat, untuk membawa perdamaian bagi<br />

24<br />

Lihat Decision on the Ley de Caducidad (dikutip dalam catatan kaki 20 di atas).<br />

25<br />

Laporan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Cili, 838-40.<br />

26<br />

Istilah “Kompensasi yang sepantasnya” dalam Konvensi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika, Pasal 61 (1),<br />

ditafsirkan oleh Pengadilan Inter-Amerika sebagai kompensasi terhadap kerugian. Lihat PBB, Study<br />

Concerning the Right to Restitution, Compensation and Rehabilitation for Victims of Gross Violetions of<br />

Human Rights and Fundamental Freedoms (dikutip dalam catatan kaki 1 di atas), 38.<br />

27<br />

Lihat Kasus El Amparo (Reparations), Inter-Am. Ct. H.R. (Ser.C) 34 (14 September 1996), dicetak<br />

ulang dalam laporan Tahunan 1996.<br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!