19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kekejaman yang dilakukan bawahannya. Dalam pengadilan High Command dan Hostage<br />

terhadap perwira tinggi Angkatan Darat Jerman, standar Yamashita ini ditolak, dan pengadilan<br />

mewajibkan adanya pengetahuan dan partisipasi individual atau persetujuan terhadap tindakan<br />

pidana, atau kelalaian pidana: “Tidak semua individu dalam struktur komando terkait dengan<br />

tindakan kejahatan itu..... Pasti terdapat kesalahan pribadi.” 22<br />

Vietnam membangkitkan kembali perhatian ilmiah tentang masalah tanggung jawab<br />

pimpinan terhadap kejahatan negara yang berat, dan menjadikan amat jelas tingginya unsur<br />

politis yang terlibat dalam penggunaan secara permisif prinsip tanggung jawab komando. 23<br />

Kasus tentang kekejaman Mylai mengarah pada penyempitan prinsip tanggung jawab<br />

komando. Harus terdapat kaitan antara kekejaman yang terjadi di wilayah yang merupakan<br />

daerah kendali komandan tersebut dan adanya kesalahan pribadi di sisi komandan tersebut. 24<br />

Versi prinsip pertanggungjawaban komando yang demikian inilah yang kini dijunjung dalam<br />

konvensi hukum internasional: kelalaian untuk mengambil tindakan untuk mencegah<br />

pelanggaran menjadi salah satu syarat. Secara eksplisit menolak standar “ia seharusnya<br />

mengetahui” dari Yamashita, dalam Pasal 86 dari Konvensi Genewa pasca-perang,<br />

“pengetahuan” memberikan kewajiban untuk mengambil “semua tindakan yang<br />

dimungkinkan” untuk mencegah atau menghentikan pelanggaran. 25<br />

Hukum kemanusiaan internasional memberikan kerangka kerja dan bahasa normatif<br />

untuk berpikir tentang keadilan suksesor. 26 Kesalahan rezim bisa dikonseptualkan dan<br />

diakomodasi oleh hukum perang. Jadi, prinsip pertanggungjawaban individual di Nuremberg<br />

adalah prinsip yang kompleks, yang tampak dari evolusi prinsip tanggung jawab komando,<br />

juga dalam cara prinsip tersebut memediasi pertanggungjawaban individu dan kolektif, seperti<br />

hukum konspirasi, yang memungkinkan pengadilan terhadap individu karena keanggotaan<br />

dalam kelompok tertentu. 27 Namun, sukar untuk menyesuaikan hukum internasional dan<br />

analogi militernya untuk mencantumkan seluruh isu keadilan suksesor. Paradigma<br />

internasional menekankan pendekatan berdasar status bagi peradilan pidana suksesor, yang<br />

umumnya mengaitkan status politik individual dengan konteks di dalam rezim. Namun standar<br />

pertanggungjawaban yang luas, seperti dalam kasus Yamashita, menunjukkan bahwa<br />

membebankan tanggung jawab kepada komandan atas tindakan bawahan mereka dapat<br />

memberikan hasil yang buruk. Bila penuntutan didasarkan pada jabatan resmi sebagai dasar<br />

tanggung jawab pidana, hal ini mengancam prinsip tanggung jawab individual.<br />

22<br />

United States v. Wilhelm von Leeb, dicetak ulang dalam XI Trials of War Criminals before the Nuremberg<br />

Military Tribunals under Control Council Law No. 10, 462 (1950) (High Command Case); United Sates v.<br />

Wilhelm List, dicetak ulang dalam XI Trials of War Criminals before the Nuremberg Military Tribunals under<br />

Control Council Law No. 10, 1230 (1950) (Hostage Case).<br />

23<br />

Lihat umumnya Telford Taylor, Nuremberg and Vietnam: An American Tragedy, Chicago: Quadrangle Books,<br />

1970. Lihat juga Falk, Kolko dan Lifton (eds.), Crimes of War, 177-415.<br />

24<br />

Lihat United States v. Calley, 46 CMR 1131 (1973). Lihat juga Gary Kamarow, “Individual Responsibility<br />

under International Law: The Nuremberg Principles in Domestic Legal System”, International and Comparative<br />

Law Quarterly 29 (1980): 26-27, untuk diskusi singkat tentang kasus Calley dalam konteks ini.<br />

25<br />

Protokol I, “Protocols Additional to the Geneva Conventions of 12 August 1949 and Relating to the Protection<br />

of Victims of International Armed Conflicts”, 8 Juni 1977, Treaties and International Agreements Registered or<br />

Filed of Reported with the Secretariat of the United Nations 1125, No. 17512 (1979): 609.<br />

26<br />

Untuk diskusi ilmiah, lihat Theodor Meron, War Crimes Law Comes of Age: Essays, Oxford: Clarendon Press,<br />

1998.<br />

27<br />

Lihat Telford Taylor, The Anatomy of the Nuremberg Trials: A Personal Memoir, New York: Knopf 1992.<br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!