19.06.2013 Views

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

Keadilan Transisional: sebuah tinjauan komprehensif - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 4<br />

<strong>Keadilan</strong> Reparatoris<br />

Pada masa kontemporer, hampir semua rezim transisional – baik setelah terjadinya<br />

perang, kediktatoran militer maupun komunisme – mengambil langkah berupa keadilan<br />

reparatoris. Tinjauan praktik reparatoris yang dibahas di sini menunjukkan bahwa respon<br />

ini tersebar luas dalam berbagai budaya hukum yang berbeda. Bagaimana masyarakat<br />

menganggap tindakan-tindakan reparatoris tersebut? Apa kegunaan dan fungsinya? Apa<br />

arti keadilan transisional bagi para korban kejahatan rezim lama dan bagi masyarakat?<br />

Dilema yang dihadapi rezim penerus dalam masa-masa transisi adalah apakah<br />

rezim yang baru memiliki kewajiban untuk memberikan ganti kerugian bagi para korban<br />

kejahatan negara. Menurut hukum internasional, bila negara melanggar kewajibannya,<br />

terdapat kewajiban hukum yang jelas untuk memberi ganti kerugian. 1 Namun, dalam<br />

perdebatan nasional tentang apa yang harus dilakukan untuk menyikapi peninggalanpeninggalan<br />

kejahatan dari masa lalu, pertanyaan tentang keadilan reparatoris menjadi<br />

masalah yang lebih kompleks yang diwariskan kepada rezim penerus. Ia menimbulkan<br />

konflik antara tujuan pemberian kompensasi bagi para korban pelanggaran negara yang<br />

memandang ke belakang, dan kepentingan politik negara yang memandang ke depan.<br />

Praktik reparatoris menimbulkan dilema-dilema, prospektif-retrospektif dan individualkolektif<br />

yang mencirikan masa transisi. Namun, baik pada masa biasa atau transisi,<br />

keadilan reparatoris selalu bersifat memandang ke belakang, karena ia merujuk pada<br />

perbaikan terhadap kesalahan yang dilakukan di masa lalu. <strong>Keadilan</strong> reparatoris<br />

transisional, seperti akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab ini, mendamaikan dilema<br />

tersebut dalam konteks perimbangan antara tujuan korektif dan sasaran transformasi yang<br />

memandang ke depan. Demikian pula, keadilan reparatoris transisional menengahi<br />

masalah tanggung jawab individu dan kolektif, dan membentuk identitas politik negara<br />

yang sedang menuju liberalisasi.<br />

Istilah “keadilan reparatoris” memiliki dimensi yang luas, yang mencakup<br />

berbagai bentuk berbeda: pemulihan (reparation), ganti rugi material, pengembalian<br />

nama baik, kompensasi, restitusi, rehabilitasi dan pemberian tanda mata. Presedenpreseden<br />

terhadap hal ini telah ada sejak zaman kuno, dan menggambarkan peran<br />

kompleks keadilan reparatoris transisional. Respon reparatoris transisional menengahi<br />

penyembuhan luka korban dan komunitas, masa lalu dan masa kini, dan meletakkan dasar<br />

untuk kebijakan redistribusi yang dikaitkan dengan pergolakan radikal.<br />

Reparasi dalam Alkitab: Keluaran (Eksodus) dari Mesir<br />

1 PBB, Dewan Ekonomi dan Sosial, Sesi ke-45, Study Concerning the Right to Restitution, Compensation<br />

and Rehabilitation for Victims of Gross Violations of Human Rights and Fundamental Freedoms: Final<br />

Report, disiapkan oleh Theodorr Van Boven, 2 Juli 1993, U.N. doc. E/CN.4/suh.2/ 1993/ 8; Theodor<br />

Meron, Human Rights and Humanitarian Norms as Customary Law, Oxford: Clarendon Press, 1989, 171,<br />

n24, 1989; Nigel S. Rodley, The Treatment of Prisoners under International Law, Oxford: Clarendon<br />

Press, 1989.<br />

1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!