12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

erubah menjadi UU No. 15 Tahun 1962 tentang Kewajiban<br />

Peusahaan Minyak Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri. Pada<br />

periode ini, pemerintah tidak anti dengan perusahaan swasta<br />

asing. Meskipun telah ada nasionalisasi sejumlah perusahaan asing,<br />

terutama perusahaan Belanda, pemerintah tidak menutup peluang<br />

untuk kerjasama dengan perusahaan asing, misalkan dengan Pan<br />

American International Oil Corporation. Bahkan pada tahun 1958<br />

telah ada UU No. 78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing.<br />

Kebijakan untuk menerima modal asing ditempuh dengan sangat<br />

hati-hati. Beberapa usaha dinyatakan tertutup untuk modal asing<br />

di dalam undang-undang tersebut, antara lain: (a) Kereta Api; (b)<br />

Telekomunikasi; (c) Pelayaran dan penerbangan dalam negeri;<br />

(d) Pembangkitan tenaga listrik; (e) Irigasi dan air minum; (f)<br />

Pabrik mesiu dan senjata; (g) Pembangkit tenaga atom; dan (h)<br />

Pertambangan bahan-bahan vital, tertutup bagi modal asing.<br />

Pada masa itu, perjanjian karya dengan perusahaan asing<br />

dikuatkan dengan undang-undang, misalkan UU No. 13 Tahun 1963<br />

tentang Penetapan Perpu No. 4 Tahun 1962 tentang Pengesahan<br />

“Perjanjian Karya” antara Perusahaan Negara Pertamina Pan<br />

American Indonesia Oil Company untuk diri sendiri dan atas<br />

nama Pan America Internasional Oil Corporation menjadi undangundang.<br />

Kemudian pengesahan perjanjian dengan Caltex dalam<br />

UU No. 14 Tahun 1963 tentang Pengesahan “Perjanjian Karya”<br />

antara PN. Pertamina dan PT. Caltex Indonesia dan California<br />

Asiatic Oil Company (CALASIATIC) Texaco Overseas Petroleum<br />

Company (TOPCO); PN. Pertamina dengan PT. Sanvac Indonesia,<br />

PN. Permigan dan PT. Sheel Indonesia.<br />

Serangkaian kebijakan pertambangan yang telah dibuat oleh<br />

pemerintahan pada periode 1945-1966 menunjukan bahwa sudah<br />

sejak masa Orde Lama pemerintah sudah “melirik” pertambangan<br />

sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Jadi agak keliru<br />

bila ada beranggapan bahwa Orde Baru-lah rezim yang petamatama<br />

melahirkan kebijakan eksploitasi pertambangan. Hanya saja<br />

memang berbeda, pada periode 1945-1965, kebijakan pertambangan<br />

masih berorientasi pada upaya menumbuhkan kekuatan nasional<br />

78<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!