12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tetapi tidak memberikan manfaat sebesar-besar kemakmuran rakyat.<br />

Di satu sisi negara dapat menunjukkan kedaulatan pada sumber<br />

daya alam, namun di sisi lain rakyat tidak serta merta mendapatkan<br />

sebesar-besar kemakmuran atas sumber daya alam. Oleh karena<br />

itu, menurut Mahkamah, kriteria konstitusional untuk mengukur<br />

makna konstitusional dari penguasaan negara justru terdapat pada<br />

frasa “untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”<br />

Penguasaan negara bertingkat<br />

Mahkamah Konstitusi telah menafsirkan bahwa penguasaan<br />

negara atas tanah dan sumber daya alam lainnya dilakukan dalam<br />

lima fungsi yaitu pengaturan, kebijakan, pengurusan, pengelolaan<br />

dan pengawasan. Kelima peranan negara/pemerintah dalam<br />

pengertian penguasaan negara itu, jika tidak dimaknai sebagai satu<br />

kesatuan tindakan, harus dimaknai secara bertingkat berdasarkan<br />

efektifitasnya untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran<br />

rakyat. Menurut Mahkamah Konstitusi, bentuk penguasaan negara<br />

peringkat pertama dan yang paling penting adalah negara melakukan<br />

pengelolaan secara langsung atas sumber daya alam, dalam hal<br />

ini Migas, sehingga negara mendapatkan keuntungan yang lebih<br />

besar dari pengelolaan sumber daya alam. Penguasaan negara pada<br />

peringkat kedua adalah negara membuat kebijakan dan pengurusan,<br />

dan fungsi negara dalam peringkat ketiga adalah fungsi pengaturan<br />

dan pengawasan.<br />

Dalam memperkuat argumentasi mengenai tingkatan<br />

penguasaan negara itu, Mahkamah Konstitusi merujuk kepada<br />

pendapat Mohammad Hatta salah satu founding leaders Indonesia<br />

yang mengemukakan:<br />

“... Cita-cita yang tertanam dalam Pasal 33 UUD 1945 ialah produksi<br />

yang besar-besar sedapat-dapatnya dilaksanakan oleh Pemerintah<br />

dengan bantuan kapital pinjaman dari luar. Apabila siasat ini tidak<br />

berhasil, perlu juga diberi kesempatan kepada pengusaha asing<br />

menanam modalnya di Indonesia dengan syarat yang ditentukan<br />

Pemerintah... Apabila tenaga nasional dan kapital nasional tidak<br />

Konstitusi Agraria dan Mahkamah Konstitusi 279

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!