12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

mencukupi, kita pinjam tenaga asing dan kapital asing untuk<br />

melancarkan produksi. Apabila bangsa asing tidak bersedia<br />

meminjamkan kapitalnya, maka diberi kesempatan kepada mereka<br />

untuk menanam modalnya di Tanah Air kita dengan syarat-syarat<br />

yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia sendiri. Syarat-syarat<br />

yang ditentukan itu terutama menjamin kekayaan alam kita, seperti<br />

hutan kita dan kesuburan tanah, harus tetap terpelihara. Bahwa dalam<br />

pembangunan negara dan masyarakat bagian pekerja dan kapital<br />

nasional makin lama makin besar, bantuan tenaga dan kapital asing,<br />

sesudah sampai pada satu tingkat makin lama makin berkurang …”<br />

(Mohammad Hatta, Bung Hatta Menjawab, hal. 202 s.d. 203, PT. Toko<br />

Gunung Agung Tbk. Jakarta 2002).<br />

Dalam pendapat Mohammad Hatta tersebut tersirat bahwa<br />

pemberian kesempatan kepada asing karena kondisi negara/<br />

pemerintah belum mampu dan hal tersebut bersifat sementara.<br />

Idealnya, negara yang sepenuhnya mengelola sumber daya alam.<br />

Dalam konteks minyak dan gas bumi, menurut Mahkamah<br />

Konstitusi, yang harus dilakukan adalah bentuk penguasaan tingkat<br />

pertama dimana negara melalui Pemerintah melakukan pengelolaan<br />

secara langsung atas sumber daya alam dalam hal ini Migas. Oleh<br />

karena itulah, keberadaan BP Migas yang hanya melakukan fungsi<br />

pengendalian dan pengawasan atas pengelolaan Migas, dan tidak<br />

melakukan pengelolaan secara langsung, karena pengelolaan Migas<br />

pada sektor hulu baik eksplorasi maupun eksploitasi dilakukan<br />

oleh Badan Usaha Milik Negara maupun badan usaha bukan milik<br />

negara berdasarkan prinsip persaingan usaha yang sehat, efisien, dan<br />

transparan. Menurut Mahkamah Konstitusi model hubungan antara<br />

BP Migas sebagai representasi negara dengan Badan Usaha atau<br />

Bentuk Usaha Tetap dalam pengelolaan Migas mendegradasi makna<br />

penguasaan negara atas sumber daya alam Migas yang bertentangan<br />

dengan amanat Pasal 33 UUD 1945.<br />

3 Kelemahan BP Migas<br />

Di dalam putusan itu Mahkamah Konsitusi “membubarkan”<br />

keberadaan BP Migas dengan tiga alasan utama, yaitu: Pertama,<br />

280<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!