12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Soeharto diundang untuk berpidato di depan wakil-wakil dari 165<br />

negara anggota Food and Agriculture Organisation (FAO) pada<br />

tahun 1984. Pada bulan Juli 1986, Direktur Jenderal FAO, Eddouard<br />

Saouma menyebut Soeharto sebagai lambang perkembangan<br />

pertanian Internasional. Dia datang ke Jakarta untuk menyerahkan<br />

penghargaan berupa medali emas FAO. Medali yang terdiri dari dua<br />

jenis, yakni yang berukuran kecil dan satunya lebih besar, berukiran<br />

timbul bergambar Soeharto dengan tulisan “President Soeharto<br />

Indonesia” dan sisi lain bergambar seorang petani yang sedang<br />

menanam padi, bertuliskan “From Rice Importer to Self-Sufficiency”.<br />

Presiden Soeharto bersama Ibu Tien Soeharto dalam suatu acara panen padi<br />

Namun program ini menimbulkan sejumlah permasalahan.<br />

Luthfi dalam buku Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Sumbangan<br />

Mazhab Bogor mengelompokan kritik dari sebagian akademisi<br />

Institute Pertanian Bogor dan aktivis yang berbasis di Bogor<br />

mengenai program pertanian ini (Luthfi, 2011:72-9). Pertama, terjadi<br />

diferensiasi sosial dimana kesenjangan antara petani kaya dan petani<br />

miskin (buruh dan tuna kisma) semakin melebar. Program ini hanya<br />

menguntungkan petani yang memiliki lahan lebih dari setengah<br />

hektar yaitu petani kaya dan aparatur pemerintah desa yang mengelola<br />

Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 135

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!