12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

masyarakat adat tehadap wilayahnya dimunculkan dalam berbagai<br />

konstitusi yang pernah berlaku dan dipersiapkan di Indonesia.<br />

Bagian ini sekaligus juga menampilkan bagaimana pertarungan<br />

kelompok yang memiliki perbedaan latar kepentingan ekonomipolitik<br />

atau ideologi saling bertarung dalam proses penyusunan dan<br />

perubahan konstitusi.<br />

Konstitusionalisasi Agraria dalam UUD 1945<br />

Gagasan untuk menata hubungan antara negara dengan tanah<br />

dan sumber daya alam lainnya telah muncul sejak penyiapan<br />

UUD Indonesia pertama kali pada tahun 1945 dalam persidanganpersidangan<br />

BPUPKI dan PPKI. Beberapa tokoh kunci yang banyak<br />

mempengaruhi konstitusionalisasi agraria dalam konstitusi<br />

Indonesia antara lain Soepomo, Mohammad Hatta, Muhammad<br />

Yamin dan juga Soekarno.<br />

Di dalam pidato mengenai filosofi pendirian negara yang<br />

merdeka, Soepomo pada 31 Mei 1945 menyampaikan gagasannya<br />

tentang konsep penguasaan negara atas tanah dan sumber daya alam<br />

lainnya dalam kerangka negara integralistik yang dipromosikannya.<br />

Dikatakan oleh Soepomo bahwa:<br />

“Dalam Negara yang berdasar integralistik berdasar persatuan,<br />

maka dalam lapangan ekonomi akan dipakai sistem Sosialisme<br />

Negara (Staats Socialisme).” Dengan sistem sosialisme negara yang<br />

dimaksudnya itu, maka:<br />

“Dalam Negara Indonesia baru, dengan sendirinya menurut keadaan<br />

sekarang, perusahaan-perusahaan sebagai lalu-lintas, electriciteit,<br />

perusahaan alas rimba harus diurus oleh negara sendiri. Begitupun<br />

tentang hal tanah. Pada hakekatnya negara yang menguasai tanah<br />

seluruhnya. Tambang-tambang yang penting untuk negara akan<br />

diurus oleh negara sendiri. Melihat sifat masyarakat Indonesia sebagai<br />

masyarakat pertanian, maka dengan sendirinya tanah pertanian<br />

menjadi lapangan hidup dari kaum tani dan negara harus menjaga<br />

supaya tanah pertanian itu tetap dipegang oleh kaum tani” (Bahar<br />

dkk, 1995:43).<br />

28<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!