12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

atau diberikan hadiah oleh raja-raja pribumi. Pada mulanya tanah<br />

yang dikuasai kecil-kecil, namun pada akhirnya semakin luas.<br />

Sebelum kedatangan VOC, pengaturan penguasaan tanah<br />

dilakukan oleh raja-raja dalam wilayah kekuasaannya serta oleh<br />

kesatuan masyarakat adat dalam unit sosial yang lebih kecil.<br />

Kedatangan VOC lama kelamaan mendorong perubahan fungsi<br />

dari raja-raja dan unit kesatuan soal penduduk pribumi beserta<br />

pola penguasaan tanah. Pendudukan, penyerahan kesetiaan dan<br />

perjanjian yang dibuat oleh VOC dengan raja-raja dan kepala-kepala<br />

desa yang meminta VOC menjadi pelindungnya dengan kompensasi<br />

monopoli perdagangan rempah kepada VOC membuat VOC<br />

tidak saja menguasai hasil-hasil bumi, tetapi lama-kelamaan juga<br />

menguasai tenaga kerja penduduk dan tanah.<br />

Jadi sejak awal Prinsip Domein Verklaring lahir dari konsep<br />

tanah taklukan (agri limitati) sebagai imbalan dari kemenangan<br />

peperangan atau penaklukan. Namun, upaya untuk mencari dalih<br />

pembenar penguasaan tanah penguasa kolonial itu dilakukan dengan<br />

mencari titik kesamaan penguasaan kolonial dengan penguasaan rajaraja<br />

pribumi. Sebuah penelitian untuk menyelidiki pola penguasaan<br />

tanah di kepulauan Indonesia dilakukan dibawah pemerintahan<br />

transisional Inggris di Hindia Belanda dibawah Thomas Stamford<br />

Raffles. Raffles yang berkuasa 1811-1816 itu menyimpulkan bahwa<br />

pada masyarakat pribumi, penguasaan tanah tertinggi terletak pada<br />

raja (Termorshuizen-Arts, 2010). Oleh karena pada masa itu hadir<br />

para kolonialis sebagai penguasa, maka ia mencari pembenar untuk<br />

menjadikan tanah-tanah pribumi sebagai tanah penguasa kolonial.<br />

Atas dasar konsepsi kepemilikan penguasaan kolonial itu, Raffles<br />

kemudian melancarkan sistem pajak tanah yang kadang disebut<br />

sebagai landrente atau landelijk stelsel (van Vollenhoven, 2013:13). 67<br />

Simbolon menyebut bahwa asumsi yang dibangun oleh Raffles<br />

67<br />

Sistem pajak tanah yang diterapkan oleh Raffles mengikuti anjuran dari Edelheer<br />

Mutinghe, yang dulu juga pernah menghasut Daendels untuk menerapkan sistem pajak<br />

tanah. Mutinghe inilah sebenarnya salah satu orang yang turut bertanggungjawab juga<br />

akan kehadiran sistem pajak tanah di negeri jajahan. Sistem pajak tanah yang diterapkan<br />

oleh Raffles di Hindia Belanda sebenarnya juga dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan<br />

pemerintah Inggris di beberapa daerah koloninya yang lain (Vlekke, 2008:294).<br />

372<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!