12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

19. PUU Kehutanan V: Konstitusionalitas pendefinisian<br />

kawasan hutan<br />

Pemohon dalam perkara No. 45/PUU-IX/2011 mengenai<br />

pengujian UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan adalah 5<br />

orang bupati dari Kalimantan Tengah ditambah dengan seorang<br />

pengusaha, antara lain: (1) Muhammad Mawardi/Bupati Kapuas;<br />

(2) Duwel Rawing/Bupati Katingan; (3) H. Zain Alkim/Bupati Barito<br />

Timur; (4) H. Ahmad Dirman/Bupati Sukamara; dan (5) Hambit<br />

Bintih/Bupati Gunung Mas; dan (6) Akmad Taufik/Pengusaha.<br />

Pada intinya pemohon mengajukan pengujian terhadap<br />

definisi kawasan hutan yang ditentukan dalam Pasal 1 angka 3<br />

UU Kehutanan yang berbunyi: “Kawasan hutan adalah wilayah<br />

tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah<br />

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.” Menurut<br />

pemohon, frasa“ditunjuk dan atau” dalam ketentuan tersebut<br />

bertentangan dengan UUD 1945. Dengan berlakunya ketentuan<br />

definisi kawasan hutan sebagaimana Pasal 1 angka 3, dianggapnya<br />

telah merugikan hak konstitusional pemohon baik selaku kepala<br />

daerah dalam menjalankan otonomi seluas-luasnya maupun sebagai<br />

hak milik bagi pengusaha. Mahkamah Konstitusi mengabulkan<br />

permohonan pemohon dalam sidang pembacaan putusan pada<br />

tanggal 21 Februari 2012 sehingga mengubah Pasal 1 angka 3 UU<br />

Kehutanan menjadi berbunyi: “Kawasan hutan adalah wilayah<br />

tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan<br />

keberadaannya sebagai hutan tetap.” Perubahan definisi ini<br />

merupakan hal yang mendasar sebab kawasan hutan merupakan inti<br />

dari penguasaan pemerintah c.q. Kementerian Kehutanan terhadap<br />

tanah-tanah hutan.<br />

Penunjukan Kawasan hutan secara otoriter<br />

Dalam putusan itu Mahkamah Konstitusi memberikan sejumlah<br />

pertimbangan penting yang digunakan sebagai argumentasi untuk<br />

mengabulkan permohonan. Mahkamah Konstitusi dalam putusan<br />

itu menyampaikan bahwa dalam suatu negara hukum, pejabat<br />

264<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!