12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ekonstitusionalisasi agraria (bab II buku ini). Perubahan tersebut<br />

dipengaruhi oleh peranan aktor-aktor utama seperti Mohammad<br />

Hatta dan Soepomo. Kemudian pada amandemen UUD 1945 yang<br />

berlangsung pada 1999-2002, perubahan konstitusi agraria Indonesia<br />

pada Pasal 33 UUD 1945 ditambah dengan dua ayat sebagai bentuk<br />

kompromi dari pertarungan antara kelompok ekonom kerakyatan<br />

dengan ekonom neoliberal.<br />

Ketiga, norma konstitusi agraria Indonesia yang dirumuskan<br />

dalam Pasal 33 UUD 1945 merupakan refleksi keresahan agraria<br />

yang terjadi akibat kolonialisme yang berabad lamanya. Oleh<br />

karena itu pula, konseptualisasi Hak Menguasai Negara (HMN)<br />

di dalam UUPA 1960 sebagai pelaksanaan norma konstitusi tidak<br />

dapat dilepaskan dari semangat anti kolonialisme dan nasionalisme<br />

yang tumbuh seiring dengan terbentuknya negara baru (bab III<br />

buku ini). Konsepsi HMN merupakan penegasan bahwa hanya<br />

negara Indonesia yang paling berkuasa atau berdaulat atas tanah<br />

air Indonesia, bukan penjajah, perusahaan asing maupun rajaraja<br />

pribumi. Konsepsi HMN sejalan pula dengan upaya unifikasi<br />

hukum yang mengintegrasikan aturan dan hak-hak rakyat di bawah<br />

kekuasaan negara dimana negara dianggap sebagai pengemban<br />

hak atau subjek hukum yang mempertahankan haknya itu dari<br />

rongrongan pihak luar.<br />

Keempat, konsepsi HMN yang memberikan peran besar<br />

kepada negara untuk menguasai tanah dan menentukan hubungan<br />

hukum antara orang dengan tanah telah dimanfaatkan oleh rezim<br />

Orde Baru guna menopang pembangunan yang bersandarkan<br />

kepada modal swasta, bukan lagi dengan mengandalkan kekuatan<br />

rakyat sebagaimana diupayakan oleh rezim sebelumnya. Rezim<br />

Orde Baru menggunakan HMN sebagai dalih untuk merampas<br />

tanah-tanah rakyat untuk pembangunan yang kemudian<br />

melahirkan gerakan perlawanan petani di berbagai daerah.<br />

Gerakan-gerakan tersebut menjadikan konsepsi HMN sebagai salah<br />

satu sasaran kritik (bab IV buku ini). Hal ini menunjukan bahwa<br />

meskipun bersandar pada UUD 1945 dan UUPA 1960 yang sama,<br />

kebijakan antara dua rezim politik dapat berbeda jauh.<br />

Wacana Konstitusi Agraria 21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!