12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Penjelasannya, juga sekaligus untuk mempertahankan kelestarian<br />

lingkungan hidup dan memberikan jaminan keberlangsungan hidup<br />

dan jaminan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya alam untuk<br />

generasi mendatang. Ketiga, WUP dengan alasan wilayah tersebut<br />

memang ditujukan untuk wilayah eksplorasi dan operasi produksi<br />

yang hanya dapat dilakukan oleh para pelaku usaha pertambangan<br />

dengan syarat-syarat tertentu serta daya dukung alat yang mutakhir<br />

yang memungkinkan untuk memproduksi hasil pertambangan<br />

secara optimal, karena industri pertambangan mineral dan batubara<br />

memang merupakan industri yang padat modal (high capital), padat<br />

teknologi (high technology), dan padat risiko (high risk).<br />

Berdasarkan pertimbangan Mahkamah di atas perihal perlunya<br />

dilakukan pembatasan yang jelas dan tegas serta memberikan<br />

prioritas untuk menetapkan WPR terlebih dahulu, kemudian WPN,<br />

dan terakhir WUP, maka batas minimal 5.000 hektare ini dengan<br />

sendirinya juga berpotensi mereduksi atau bahkan menghilangkan<br />

hak-hak para pengusaha di bidang pertambangan yang akan<br />

melakukan eksplorasi dan operasi produksi di dalam WUP, karena<br />

belum tentu dalam suatu WP akan tersedia luas wilayah eksplorasi<br />

minimal 5.000 hektare jika sebelumnya telah ditetapkan WPR dan<br />

WPN. Sebaliknya, ketentuan minimal 5.000 hektare ini juga dapat<br />

dimaknai bahwa supaya WUP dapat ditetapkan, maka Pemerintah<br />

perlu terlebih dahulu menetapkan batas wilayah minimal 5.000<br />

hektare. Jika hal ini terjadi, maka berpotensi untuk menghilangkan<br />

atau setidak tidaknya mengurangi hak-hak rakyat dalam berusaha<br />

di bidang pertambangan kecil/menengah karena penetapan 5.000<br />

hektare ini juga berpotensi mereduksi WPR maupun WPN.<br />

Kalaupun kriteria 5.000 hektare ini merupakan bagian<br />

dari kebijakan hukum yang terbuka (opened legal policy), tetapi<br />

ketidakjelasan mengenai aspek kecukupan lahan yang berpengaruh<br />

pada daya dukung dan daya tampung lingkungan yang tidak diatur<br />

dalam UU Minerba, justru semakin mengaburkan nilai penting dari<br />

luas minimal 5.000 hektare ini, karena bisa saja luas wilayah 3.000<br />

hektare sampai dengan 4.000 hektare sudah cukup untuk melakukan<br />

kegiatan eksplorasi dan operasi produksi. Terlebih lagi, dengan terlebih<br />

270<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!