12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Daftar nomor satu dalam undang-undang yang menjadi prioritas<br />

sasaran dari MP3EI adalah peraturan di bidang keagrariaan pada level<br />

undang-undang dan peraturan pemerintah. Undang-undang dan<br />

peraturan pemerintah yang berkaitan dengan keagrariaan perlu dikaji<br />

untuk memasukan status tanah ulayat sebagai bagian dari komponen<br />

investasi, sehingga memberikan peluang kepada pemilik tanah ulayat<br />

untuk menikmati pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Salah satu<br />

undang-undang yang didesak pengesahannya adalah UU tentang<br />

Pengadaan Tanah untuk Pembangunan yang baru disahkan oleh DPR<br />

pada 16 Desember 2011 menjadi UU No. 2 Tahun 2012. Undang-undang<br />

ini melegalisasi “perampasan tanah” rakyat oleh pemerintah atas nama<br />

pembangunan, sebagaimana banyak diterapkan pada masa Orde<br />

Baru. Hal ini menunjukan bahwa cara membangun yang dirancang<br />

dari MP3EI bukanlah menjadikan rakyat, termasuk masyarakat adat<br />

sebagai pelaku ekonomi utama, melainkan sebagai pihak ketiga yang<br />

harus diperhatikan oleh pemerintah dan swasta.<br />

Salah satu program turunan dari MP3EI dilakukan dengan<br />

mencanangkan mega-proyek Merauke Integrated Food and Energy<br />

Estate (MIFEE) di Kabupaten Merauke. MIFEE yang membutuhkan<br />

lahan ratusan ribu atau bahkan sampai jutaan hektar ini dikenal pula<br />

dalam beberapa literatur terkini studi agraria sebagai perampasan<br />

tanah (land grabbing) yang dilakukan dengan dalih mengatasi krisis<br />

energi dan pangan yang dihadapi dunia (Boras and Franco, 2010).<br />

MIFEE hendak dikembangkan menjadi pusat pertanian pangan<br />

terbesar di Asia dengan investasi Rp 60 triliun yang membutuhkan<br />

1,62 juta hektar lahan. Namun dalam jangka menengah, lahan yang<br />

akan dikembangkan seluas 500.000 hektar. Tahun 2010 pemerintah<br />

berupaya menawarkan 100.000 hektar terlebih dahulu. Pertanian<br />

pangan yang akan dikembangkan tidak terbatas jenisnya, mulai dari<br />

padi hingga kelapa sawit.<br />

Belum proyek itu berjalan efektif, kritik telah banyak<br />

dilayangkan sebab pelaksanaan sejumlah proyek dalam kerangka<br />

MIFEE banyak mengabaikan keberadaan masyarakat lokal yang<br />

terkenda dampak dari keberadaan proyek. Pada hari ini, 25 Juli<br />

2013, sebanyak 27 organisasi masyarakat sipil yang bekerja untuk<br />

Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 181

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!