12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menurut Mahkamah Konstitusi ketentuan Pasal 33 UUD 1945 tidaklah<br />

menolak privatisasi, sepanjang privatisasi itu tidak meniadakan<br />

penguasaan negara c.q. Pemerintah untuk menjadi penentu utama<br />

kebijakan usaha dalam cabang produksi yang penting bagi negara dan/<br />

atau menguasai hajat hidup orang banyak. Pasal 33 UUD 1945 juga<br />

tidak menolak ide kompetisi di antara para pelaku usaha, sepanjang<br />

kompetisi itu tidak meniadakan penguasaan oleh negara.<br />

Bahkan keberadan modal asing bukanlah sesuatu yang<br />

diharamkan berdasarkan UUD 1945. Terkait dengan keberadan<br />

modal asing, Mohammad Hatta berpendapat harus diposisikan<br />

sebagai alternatif terakhir dalam pengusahaan sumber daya alam<br />

setelah dimaksimalisasi pengusahaannya oleh dalam negeri (koperasi<br />

dan badan usaha negara). Hatta menyebutkan (Hatta, 1985:1-13):<br />

“Cara begitulah dahulu kita memikirkan betapa melaksanakan<br />

pembangunan ekonomi dengan dasar Pasal 33 UUD 1945. Terutama<br />

digerakkan tenaga-tenaga Indonesia yang lemah dengan jalan<br />

koperasi, kemudian diberi kesempatan kepada golongan swasta untuk<br />

menyerahkan pekerjaan dan kapital nasional. Apabila tenaga nasional<br />

dan kapital nasional tidak mencukupi, kita pinjam tenaga asing dan<br />

kapital asing untuk melancarkan produksi. Apabila bangsa asing tidak<br />

bersedia meminjamkan kapitalnya, maka diberi kesempatan kepada<br />

mereka untuk menanam modalnya di tanah air kita dengan syaratsyarat<br />

yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia sendiri. Syaratsyarat<br />

yang ditentukan itu terutama menjamin kekayaan alam kita,<br />

seperti hutan kita dan kesuburan tanah air kita, tetap terpelihara.”<br />

Namun dalam kenyataannya hari ini modal asing bukan lagi<br />

diposisikan sebagai alternatif terakhir dalam pembangunan dan<br />

pengelolaan sumber daya alam. Putusan Mahkamah Konstitusi<br />

dalam pengujian UU Penanaman Modal juga ‘mengamini’ bahwa<br />

modal asing memainkan peranan penting dalam pembangunan<br />

ekonomi dan tidak boleh ada pembedaan antara modal dalam<br />

negeri dengan modal asing sebagaimana dipromosikan World Trade<br />

Organization (WTO) dan melalui General Agreement on Tariffs and<br />

Trade (GATT).<br />

362<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!