12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

oleh sekurang-kurangnya 1/3 anggota MPR dan baru dibahas<br />

dalam sidang yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota MPR.<br />

Sedangkan keputusan untuk merupakan baru bisa diambil bila<br />

disetujui sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu<br />

anggota MPR. Terlepas dari prosedur konstitusional tersebut,<br />

amandemen formal untuk memperkuat dasar pelaksanaan reforma<br />

agraria yang mengubah UUD 1945 tidak saja sebagai konstitusi agraria,<br />

melainkan juga konstitusi reforma agraria, perlu mulai diwacanakan.<br />

Sehingga bila momentum politik untuk melakukan perubahan, atau<br />

bahkan penggantian konstitusi tiba, gagasan untuk memperkuat<br />

dasar reforma agraria di dalam konstitusi telah siap diformulasikan.<br />

Dalam pengalaman di berbagai negara, agenda reforma agraria<br />

membutuhkan legalisasi yang kuat dari negara. Bentuk legalisasi<br />

terkuat dalam sebuah negara adalah dengan mengkonstitusionalisasi<br />

reforma agraria menjadi rujukan hukum dan pembangunan di suatu<br />

negara. Pengalaman memperkuat dasar reforma agraria di dalam<br />

konstitusi pernah dilakukan oleh Filipina di dalam Konstitusi 1987.<br />

Di dalam Konstitusi 1987 di Filipina ditempatkan satu bagian dengan<br />

sub-bab Agrarian and Natural Resources Reform sebagai bagian dari<br />

Article XIII Social Justice and Human Rights. Konstitusi 1987 dibentuk<br />

dalam periode transisi setelah people power di negeri tersebut<br />

meruntuhkan rezim pemerintahan Presiden Ferdinand E. Marcos.<br />

Dalam Section 4 Article XIII Konstitusi Filipina 78 dinyatakan<br />

bahwa negara, berdasarkan hukum, harus melakukan reforma<br />

agraria yang didasarkan pada hak petani dan buruh tani yang<br />

tidak memiliki tanah. Negara melakukan distribusi yang adil<br />

dari semua lahan pertanian agar petani dan buruh tani memiliki<br />

secara langsung maupun secara kolektif tanah yang mereka garap.<br />

78<br />

Section 4., Article XIII Konstitusi Filipina: The State shall, by law, undertake an<br />

agrarian reform program founded on the right of farmers and regular farmworkers who are<br />

landless, to own directly or collectively the lands they till or, in the case of other farmworkers,<br />

to receive a just share of the fruits thereof. To this end, the State shall encourage and undertake<br />

the just distribution of all agricultural lands, subject to such priorities and reasonable retention<br />

limits as the Congress may prescribe, taking into account ecological, developmental, or equity<br />

considerations, and subject to the payment of just compensation. In determining retention<br />

limits, the State shall respect the right of small landowners. The State shall further provide<br />

incentives for voluntary land-sharing.<br />

Konstitusionalisme dan Reforma Agraria 409

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!