12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pada bidang agraria dikeluarkan UU No. 5 Tahun 1967<br />

tentang Ketentuan Pokok Kehutanan dan UU No. 11 Tahun<br />

1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan. UU Kehutanan<br />

merupakan undang-undang pertama pada masa itu yang sebagian<br />

ketentuannya masih mengikuti substansi hukum kolonial, yaitu<br />

Boschordonantie voor Jawa en Madoera 1927. UU Kehutanan 1967<br />

sama sekali tidak menyinggung keberadaan UUPA dan lebih parah<br />

lagi ia menghidupkan kembali Prinsip Domein Verklaring yang<br />

menentukan bahwa negara adalah pemilik lahan hutan dan Menteri<br />

Kehutanan memiliki kewenangan untuk menentukan wilayah<br />

mana saja yang termasuk ke sebagai kawasan hutan (Fauzi, 2012:41).<br />

Penghapusan secara resmi Boschordonantie voor Jawa en Madoera<br />

1927 baru dilakukan oleh undang-undang pengganti UU No. 5 Tahun<br />

1967, yaitu UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Meskipun telah<br />

dicabut, isi dari undang-undang baru ini masih memberlakukan<br />

Prinsip Domein Verklaring.<br />

Sementara itu, UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok<br />

Pertambangan merupakan undang-undang yang menggantikan UU<br />

No. 37 Tahun 1960 tentang Pertambangan. Bila UU Pertambangan<br />

lama lebih mengutamakan peranan negara dalam pengelolaan<br />

pertambangan secara langsung, pada UU Pertambangan baru<br />

malah sebaliknya. Di dalam penjelasan umum UU Pertambangan<br />

baru disebutkan bahwa: “Masyarakat menghendaki kepada pihak<br />

swasta diberikan kesempatan melakukan penambangan, sedangkan<br />

tugas pemerintah ditekankan pada usaha pengaturan, bimbingan<br />

dan pengawasan pertambangan”. Kemudian pada dekade 1970-an<br />

pemerintah mengeluarkan UU No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan<br />

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara.<br />

Kehadiran dua undang-undang pokok di bidang agraria<br />

pada permulaan Orde Baru tersebut bukan saja sebagai bentuk<br />

penyimpangan terhadap amanat UUPA, melainkan juga sebagai bentuk<br />

penerapan fragmentasi 25 pengaturan agraria yang sebelumnya sudah<br />

25<br />

Istilah fragmentasi diambil dari istilah biologi yang berarti pembiakan aseksual<br />

dengan jalan membelah menjadi beberapa bagian, setiap belahan dapat berkembang<br />

menjadi organisme baru (KBBI, 1990:224).<br />

Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 115

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!