12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Para pejuang kemerdekaan tersebut membuktikan bahwa<br />

pergerakan kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari keresahankeresahan<br />

agraria yang berlangsung ratusan tahun dari berbagai<br />

model kapitalisme agraria yang dikembangkan oleh orang Belanda.<br />

Keresahan-keresahan agraria ini pula yang kemudian menulari<br />

semangat pembentukan konstitusi Indonesia. Oleh karena itulah,<br />

penormaan perlunya mengatur hubungan antara negara, rakyat dan<br />

sumber-sumber agraria dinyatakan di dalam konstitusi sebagaimana<br />

nampak dalam Pasal 33 dan ketentuan lainnya di dalam UUD 1945.<br />

Pembentukan UUPA<br />

UUPA merupakan sentral pembahasan hukum dalam menjabarkan<br />

hubungan penguasaan negara dan rakyat terhadap tanah dan sumber<br />

daya alam lainnya yang telah dinyatakan di dalam konstitusi. Insiatif<br />

pembentukan UUPA yang dirancang untuk mengganti Agrarische<br />

Wet 1870 telah dimulai sejak Presiden Soekarno mengeluarkan<br />

Penetapan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 1948 untuk<br />

membentuk Panitia Agraria yang berkedudukan di Yogyakarta.<br />

Panitia yang kemudian dikenal dengan sebutan “Panitia Agraria<br />

Yogya” itu diketuai oleh Sarimin Reksodihardjo (Kepala Bagian<br />

Agraria Kementerian Dalam Negeri) dan beranggotakan pejabat dari<br />

berbagai kementerian dan jawatan, anggota BP KNIP yang mewakili<br />

organisasi tani dan daerah, ahli-ahli hukum adat dan wakil Serikat<br />

Buruh Perkebunan (Harsono, 1999:125).<br />

Panitia tersebut mengusulkan beberapa prinsip untuk<br />

hukum tanah nasional, antara lain: (1) Dilepaskannya asas domein<br />

dan pengakuan hak ulayat; (2) Diadakannya peraturan yang<br />

memungkinkan adanya hak perseorangan yang kuat; (3) Diadakan<br />

penelitian terhadap peraturan negara lain, terutama negara tetangga<br />

berkaitan dengan apakah orang asing dapat memiliki hak atas<br />

tanah; (4) Penetapan luas tanah minum pertanian. Untuk Jawa<br />

diusulkan 2 hektar; (5) Perlu penetapan luas maksimum, untuk<br />

Jawa 10 hektar dan untuk luar jawa perlu diadakan penelitian<br />

terlebih dahulu; (6) Menganjurkan untuk menerima skema hak dari<br />

Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 59

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!