12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

daerah-daerah swatantra dan masyarakat-masyarakat hukum adat,<br />

sekadar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan<br />

nasional, menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah<br />

(Pasal 2 ayat 4). Namun peraturan pemerintah yang dimaksud tidak<br />

pernah dilahirkan oleh pemerintah.<br />

Konsepsi HMN dipengaruhi paham negara integralistik<br />

yang berkembang saat itu dan didukung terutama oleh Supomo,<br />

termasuk pula Soekarno dalam wujud dukungan yang berbeda<br />

melalui peristilahan “gotong royong”. Gagasan negara integralistik<br />

mengendaki kesatuan antara masyarakat dan negara dimana<br />

kepentingan individu dan kelompok larut dalam kepentingan<br />

negara (mirip dengan konsep Rousseau tentang masyarakat<br />

organis) sehingga tidak terjadi pertentangan hak dan kepentingan<br />

warga masyarakat dan negara. Individu ditempatkan di bawah nilai<br />

masyarakat sebagai keseluruhan (Suseno, 1993:94-6).<br />

Gagasan negara integralistik di Indonesia pertama kali<br />

dilontarkan oleh Soepomo dalam persidangan BPUPKI. Tujuan<br />

Soepomo pada waktu itu menawarkan paham negara integralistik<br />

adalah untuk menolak paham negara liberal-klasik yang berkembang<br />

di Eropa Barat dan paham negara kelas yang diterapkan pada negaranegara<br />

komunis. Dalam persidangan di hadapan BPUPKI, Soepomo<br />

pernah menyampaikan gagasannya tentang negara integralistik<br />

berkaitan dengan dengan konsepsi tentang ekonomi dan penguasaan<br />

negara atas agraria. Soepomo menyebutkan:<br />

“… Perusahaan-perusahaan yang penting akan diurus oleh negara<br />

sendiri. pada hakekatnya negara yang akan menentukan dimana,<br />

dimasa apa, perusahaan apa yang akan diselenggarakan oleh<br />

pemerintah pusat atau oleh pemerintah daerah atau yang akan<br />

diserahkan pada suatu badan hukum privat atau kepada seseorang,<br />

itu semua tergantung dari pada kepentingan negara atau kepentingan<br />

rakyat seluruhnya. Dalam negara Indonesia baru, perusahaanperusahaan<br />

sebagai lalu-lintas, electicteit, perusahaan alas rimba<br />

harus diurus oleh negara sendiri. Begitupun tentang hal tanah, pada<br />

hakekatnya negara yang menguasai tanah seluruhnya. Tambangtambang<br />

yang penting untuk negara akan diurus oleh negara<br />

sendiri…” (Bahar dkk, 1995:42-3)<br />

Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 67

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!