12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ights). 83 Pembentukan Pengadilan Agraria telah sejalan dengan<br />

semangat yang menghargai hak asasi manusia dan negara hukum<br />

yang telah disepakati sebagai sendi dari pembangunan Republik<br />

Indonesia. Melihat konteks permasalahan sengketa dan konflik<br />

agraria yang semakin mengkhawatirkan, maka pembentukan<br />

Pengadilan Agraria haruslah menjadi prioritas pemerintahan yang<br />

berkuasa.<br />

Memperjuangkan Konstitusionalisme Agraria<br />

Cara untuk mewujudkan konstitusionalisme agraria adalah<br />

mendayagunakan berbagai kesempatan yang tersedia untuk<br />

melakukan penataan ulang hubungan-hubungan penguasaan tanah<br />

dan sumber daya alam lainnya untuk menciptakan situasi yang lebih<br />

adil. Meskipun konstitusi Indonesia secara tekstual belum mengatur<br />

secara komprehensif berbagai ketentuan mengenai reforma agraria,<br />

sejumlah ketentuan yang saat ini tersedia dapat dipergunakan<br />

sebagai dasar untuk menuntut dilaksanakan penataan hubungan<br />

dalam penguasaan tanah dan sumber daya alam lainnya.<br />

Mewujudkan konstitusionalisme agraria tidak harus<br />

menunggu teks konstitusi yang “matang” melainkan dapat terus<br />

diupayakan dengan keterbatasan-keterbatasan. Prinsip utama dalam<br />

konstitusionalisme agraria bahwa warga negara adalah subjek utama<br />

sebagai pemilik tanah dan sumber daya alam sekaligus sebagai<br />

pihak yang harus memperoleh manfaat dari pemanfaatan tanah<br />

dan sumber daya alam. Ketika warga negara menjadi pemegang<br />

hak, maka negara lah menjadi pihak yang memiliki tanggungjawab<br />

untuk menghargai, melakukan perlindungan dan pemenuhan hakhak<br />

warga negara atas tanah dan sumber daya alam lainnya. Prinsip<br />

ini sejalan dengan tujuan kemerdekaan dan pembentukan Negara<br />

83<br />

Istilah “justiciability” merujuk kepada kemampuan untuk mengklaim pemulihan<br />

dihadapan lembaga yang independen dan imparsial ketika pelanggaran suatu hak terjadi atau<br />

patut diduga telah terjadi. Bacaan lebih detail mengenai konsep “justiciability”, khususnya<br />

berkaitan dengan hak ekonomi, sosial dan budaya, baca Christian Curtosis, 2008. Courts and<br />

the Legal Enforcement of Economic, Social and Cultural Rights: Comparative experiences of<br />

justiciability, Switzerland: International Commission of Jurist.<br />

428<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!