12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sepanjang tahun 1980-an eskalasi sengketa pertanahan<br />

terus meningkat di daerah pedesaan maupun perkotaan. Dari<br />

1.753 kasus yang terekam, sebanyak 27,1% akibat pengembangan<br />

sarana perumahan, kota baru dan fasilitas perkotaan, dan 19%<br />

merupakan pengembangan areal perkebunan besar. Sebanyak 10,<br />

5% berkenaan dengan konflik pemanfaatan hutan yang diklaim<br />

sebagai kawasan hutan negara oleh pemerintah yang kemudian<br />

menjadi kawasan hutan produksi maupun kawasan hutan lindung/<br />

konservasi, dan sebanyak 6,6% merupakan pengembangan<br />

kawasan industri dan pabrik.<br />

Akibat dari praktik penguasaan negara atas agraria pada masa<br />

Orde Baru tidak saja menimbulkan ketimpangan penguasaan tanah<br />

sebagaimana telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, tetapi juga<br />

menjadi semakin nyata dalam berbagai konflik-konflik di bidang<br />

agraria, baik pertanahan, pertambangan, perkebunan maupun<br />

kehutanan. Sebagai contoh, konflik yang muncul antara penduduk<br />

lokal dengan pemegang otoritas kehutanan di wilayah-wilayah hutan<br />

konservasi dan hutan lindung khususnya dapat dijelaskan sebagai<br />

akibat adanya kebijakan tersebut. Dalam database konflik agraria<br />

yang dimiliki KPA, jumlah kasus sengketa yang terkait dengan<br />

penetapan kawasan hutan konservasi menempati urutan kelima<br />

belas dari 1.753 keseluruhan kasus dalam semua kategori (KPA, 2001).<br />

KPA pernah mencatat terdapat enam corak sengketa tanah yang<br />

terjadi pada masa Orde Baru yang semuanya berhubungan dengan<br />

model pembangunan (Bachriadi, 1997:71-5). Enam corak tersebut<br />

antara lain:<br />

1. Sengketa tanah karena penetapan fungsi tanah dan kandungan<br />

hasil bumi serta beragam tanaman dan hasil di atasnya sebagai<br />

sumber-sumber yang akan dieksploitasi secara massif.<br />

2. Sengketa tanah akibat program swasembada beras yang pada<br />

praktiknya mengakibatkan penguasaan tanah terkonsentrasi di<br />

satu tangan dan membengkaknya jumlah petani tak bertanah,<br />

serta konflik-konflik yang bersumber pada keharusan petani<br />

unutk menggunakan bibit-bibit unggul maupun masukan-<br />

140<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!