12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

administrasi negara tidak boleh berbuat sekehendak hatinya,<br />

akan tetapi harus bertindak sesuai dengan hukum dan peraturan<br />

perundang-undangan, serta tindakan berdasarkan freies Ermessen<br />

(discretionary powers). Penunjukan belaka atas suatu kawasan<br />

untuk dijadikan kawasan hutan tanpa melalui proses atau tahaptahap<br />

yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di kawasan<br />

hutan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan,<br />

merupakan pelaksanaan pemerintahan otoriter. Penunjukan<br />

kawasan hutan merupakan sesuatu yang dapat diprediksi, tidak<br />

tiba-tiba, bahkan harus direncanakan, dan karenanya tidak<br />

memerlukan tindakan freies Ermessen (discretionary powers).<br />

Lebih lanjut Mahkamah Konstitusi menyebutkan bahwa<br />

tidak seharusnya suatu kawasan hutan yang akan dipertahankan<br />

keberadaannya sebagai hutan tetap, menguasai hajat hidup orang<br />

banyak, hanya dilakukan melalui penunjukan. Dengan kata lain,<br />

penunjukan saja tidak cukup sebagai dasar hukum yang final untuk<br />

menentukan suatu wilayah tertentu sebagai kawasan hutan. Praktik<br />

yang selama ini menjadikan penunjukan sebagai dasar hukum bersifat<br />

final untuk menentukan kawasan hutan, yang tanpa berkonsultasi<br />

dengan pihak yang terkena dampak dari penunjukan itu, merupakan<br />

wujud pelaksanaan pemerintaha otoriter. Penunjukan harus diikuti<br />

dengan tahapan-tahapan berikutnya sampai dengan pengukuhan<br />

kawasan hutan.<br />

Penunjukan merupakan tahap awal dalam pengukuhan<br />

kawasan hutan<br />

Definisi kawasan hutan yang mempersamakan status penunjukan<br />

dan penetapan untuk menentukan kawasan hutan sebagaimana<br />

terdapat di dalam Pasal 1 angka 3 UU Kehutanan yang dimohonkan<br />

oleh pemohon, menurut Mahkamah Konstitusi, telah menimbulkan<br />

ketidakpastian hukum. Hal itu karena Pasal 15 UU Kehutanan<br />

menentukan bahwa penunjukan kawasan hutan merupakan tahap<br />

awal dalam proses pengukuhan kawasan hutan. Tahapan dalam<br />

proses pengukuhan kawasan hutan meliputi: a. Penunjukan kawasan<br />

Konstitusi Agraria dan Mahkamah Konstitusi 265

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!