12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

d. UU No. 51 Prp. tahun 1960 tentang larangan pemakaian tanah<br />

tanpa izin yang berhak atau kuasanya (Lembaran-Negara tahun<br />

1960 No. 158);<br />

e. UU No. 56 Prp. tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah<br />

Pertanian (Lembaran-Negara tahun 1960 No. 174);<br />

f. PP No. 224 tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah<br />

dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran- Negara tahun 1961<br />

No. 280);<br />

g. UU No. 16 tahun 1964 tentang Bagi Hasil Perikanan (Lembaran-<br />

Negara tahun 1964 No. 97) sepanjang mengenai pelanggaran<br />

ketentuan-ketentuan pidana yang bersangkutan dengan bagi<br />

hasil tambak;<br />

h. Peraturan Pemerintah lainnya yang merupakan pelaksanaan<br />

dari peraturan-peraturan yang disebut dalam huruf a sampai<br />

dengan huruf g di atas;<br />

i. Peraturan-peraturan lainnya yang secara tegas disebut sebagai<br />

peraturan land reform.<br />

Pengadilan dibentuk sampai ke daerah-daerah. Pengadilan<br />

Land Reform Daerah terdiri dari satu kesatuan majelis atau lebih<br />

yang tiap-tiap kesatuan majelis terdiri dari: satu orang hakim<br />

Pengadilan Negeri setempat sebagai Ketua sidang; satu orang<br />

penjabat Departemen Agraria sebagai hakim anggota; tiga orang<br />

wakil organisasi-organisasi massa tani sebagai hakim anggota; dan<br />

dibantu oleh 1 orang panitera atau panitera-pengganti.<br />

Untuk menyikapi ketegangan yang berlangsung di akar rumput<br />

akibat pelaksanaan land reform, tidak lebih dari dua bulan sejak<br />

dikeluarkannya UU tentang Pengadilan Land Reform, Presiden<br />

Soekarno pada tanggal 12 Desember 1964 mengundang seluruh<br />

organisasi politik untuk membahas masalah yang muncul akibat<br />

ketegangan yang terjadi di pedesaan. Pertemuan tersebut melahirkan<br />

Deklarasi Bogor yang berisi kesepakatan agar semua pihak menahan<br />

diri (Luthfi dkk, 2011:17). Tidak banyak catatan yang dapat diperoleh<br />

mengenai pelaksanaan pengadilan land reform. Di kemudian hari,<br />

102<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!