12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ketetapan MPR Reformasi dan Pembaruan Agraria<br />

Setelah Soeharto berhenti sebagai presiden karena sejumlah<br />

pengaruh terutama desakan dari gerakan mahasiswa, B.J. Habibie<br />

naik sebagai pengganti. Reformasi dilakukan dengan presiden yang<br />

baru. MPR mengawal reformasi dengan mengeluarkan TAP MPR<br />

No. X/MPR/1998 tentang Pokok-pokok Reformasi Pembangunan<br />

dalam rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional<br />

sebagai Haluan Negara. Di bidang ekonomi pada ketetapan tersebut<br />

diakui bahwa keberhasilan pembangunan yang telah dicapai selama<br />

tiga puluh dua tahun Orde Baru telah mengalami kemerosotan yang<br />

memprihatinkan, karena terjadinya krisis moneter pertengahan<br />

tahun 1997, dan berlanjut menjadi krisis ekonomi yang lebih luas.<br />

Landasan ekonomi yang dianggap kuat, ternyata tidak berdaya<br />

menghadapi gejolak keuangan eksternal serta kesulitan-kesulitan<br />

makro dan mikro ekonomi. Hal ini disebabkan oleh karena<br />

penyelenggaraan perekonomian nasional kurang mengacu kepada<br />

amanat Pasal 33 UUD 1945 dan cenderung menunjukkan corak<br />

yang sangat monopolistik. Para pengusaha yang dekat dengan<br />

elit kekuasaan mendapatkan prioritas khusus yang berdampak<br />

timbulnya kesenjangan sosial.<br />

Selanjutnya dalam TAP MPR No. XVI/MPR/1998 tentang Politik<br />

Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Ekonomi disebutkan bagaimana<br />

orientasi politik ekonomi pada masa reformasi. Pasal 2 TAP MPR<br />

tersebut menyatakan: Politik ekonomi nasional diarahkan untuk<br />

menciptakan struktur ekonomi nasional agar terwujud pengusaha<br />

menengah yang kuat dan besar jumlahnya, serta terbentuknya<br />

keterkaitan dan kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku<br />

ekonomi yang meliputi usaha kecil, menengah dan koperasi, usaha<br />

besar swasta, dan Badan Usaha Milik Negara yang saling memperkuat<br />

untuk mewujudkan Demokrasi Ekonomi dan efesien nasional<br />

yang berdaya saing tinggi. Pasal berikutnya menyatakan dalam<br />

pelaksanaan Demokrasi Ekonomi, tidak boleh dan harus ditiadakan<br />

terjadinya penumpukan aset dan pemusatan kekuatan ekonomi<br />

pada seorang, sekelompok orang atau perusahaan yang tidak sesuai<br />

dengan prinsip keadilan dan pemerataan.<br />

Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 149

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!