12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hasan, yang banyak memiliki konsesi hutan, yang menjabat sebagai<br />

menteri Perindustrian dan Perdagangan.<br />

Yang perlu menjadi sorotan dalam pembentukan kementerian<br />

dalam Kabinet Pembangunan adalah posisi Kementerian Agraria.<br />

Sebelumnya pada pada Presiden Soekarno keberadaan Kementerian<br />

Agraria merupakan elemen penting karena berperan untuk<br />

menjalankan land reform. Namun pada masa Presiden Soeharto<br />

kementerian ini dilikuidasi dan dijadikan sebagai sebuah Direktorat<br />

Jenderal di bahwa Departemen Dalam Negeri. Baru kemudian<br />

atas kebutuhan untuk mempermudah investasi dan kepastian<br />

mengenai tanah-tanah yang akan dipergunakan untuk infrastruktur<br />

pembangunan pada dekade 1980-an dibentuklah Badan Pertanahan<br />

Nasional (BPN). BPN lebih banyak bertugas untuk melakukan<br />

pengadministrasian pertanahan daripada melakukan redistribusi<br />

tanah dalam rangka land reform. Baru kemudian pada masa<br />

menjelang berakhirnya Rezim Orde Baru dibentuk Kementerian<br />

Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang dijabat<br />

oleh Sonny Harsono. Namun kementerian ini tidak berbuat banyak<br />

dalam kaitannya dengan perombakan struktur penguasaan tanah<br />

dan sumber daya alam lainnya.<br />

Negara Integralistik, HMN dan Pembentukan Konglomerasi<br />

Orde Baru<br />

Sejak awal mulai memerintah, Rezim Orde Baru berkomitmen<br />

hendak mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan<br />

konsekuen. Artinya, konsepsi lama tidak diganggu-gugat. Tidak ada<br />

penggantian maupun amandemen konstitusi pada masa Soeharto<br />

mulai berkuasa. Maka tidak heran bila konsepsi negara integralistik<br />

masih bisa hidup di dalam kepemimpinan Soeharto.<br />

Konsepsi negara Integralistik oleh Soepomo dianggap<br />

sebagai konsepsi yang sesuai dengan kepribadian Indonesia. Tidak<br />

menempatkan negara vis a vis rakyat sebagaimana konstruksi negara<br />

liberal yang menempatkan hak pada tangan warga dan negara<br />

bertanggungjawab atau berkewajiban memajukan, melindungi dan<br />

Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 129

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!