12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Salah satu pembatasan kewenangan Presiden tersebut<br />

terdapat dalam pengelolaan keuangan negara. Berkaitan dengan hal<br />

tersebut, Mahkamah Konstitusi menilai bahwa pembelian 7% saham<br />

divestasi PT. NNT merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan<br />

pemerintahan yang terkait dengan pengelolaan keuangan negara,<br />

yang harus tunduk pada konstitusi, undang-undang, dan/atau<br />

tidak melampaui kewenangan lembaga negara yang lain, yang juga<br />

diberikan oleh konstitusi. Dalam perkara yang disengketakan<br />

tersebut, anggaran yang akan dipergunakan oleh Pemerintah untuk<br />

membeli 7% saham PT. NNT dilakukan dalam bentuk investasi<br />

jangka panjang non-permanen bersumber dari mata anggaran Pusat<br />

Investasi Pemerintah (PIP) di dalam APBN.<br />

Sengketa ini muncul sebab Presiden mendalilkan bahwa<br />

pembelian 7% saham PT. NNT tersebut merupakan investasi<br />

jangka panjang non-permanen, bukan investasi langsung<br />

dalam bentuk penyertaan modal sehingga tidak memerlukan<br />

persetujuan DPR. Apalagi mata anggaran untuk melakukan investasi<br />

tersebut sudah ada di APBN. Pada sisi lain, DPR berpendapat bahwa<br />

pembelian saham tersebut merupakan penyertaan modal yang<br />

berimplikasi pada pemisahan bagian kekayaan negara dalam<br />

sebuah perusahaan swasta karena terjadi transfer of ownership<br />

karena adanya Divestitur Shares Sale Agreement bertanggal 11 Mei<br />

2010 antara PIP dengan Nusa Tenggara Partnership B.V., sehingga<br />

pembelian saham tersebut memerlukan persetujuan DPR. Selain<br />

itu DPR mengakui bahwa mata anggaran untuk melakukan investasi<br />

tersebut ada di dalam APBN tetapi detail penggunaannya belum<br />

disetujui oleh DPR.<br />

Menurut Mahkamah Konstitusi, dana investasi pemerintah<br />

(reguler) melalui PIP pada APBN TA 2011 sebanyak Rp.1 triliun<br />

tidak dapat serta merta digunakan oleh Presiden untuk pembelian<br />

saham PT. NNT karena penggunaan tersebut belum dibahas dan<br />

disetujui bersama DPR. Pembahasan dan persetujuan bersama<br />

tersebut, tidak berarti bahwa terdapat persetujuan bertingkat atas<br />

APBN. Pembahasan dan persetujuan bersama DPR diperlukan<br />

guna memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara tepat<br />

308<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!