12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

perlu mengangkat seorang menteri urusan agraria yang diserahi<br />

tugas khusus itu” (Hardiyanto, Fauzi dan Bachriadi, 1996:19). Setelah<br />

Panitia Agraria Jakarta dihapuskan, kemudian dibentuklah Panitia<br />

Negara Urusan Agraria yang diketuai oleh Soewahjo Soemodilogo<br />

(Sekjen Kementerian Agraria). Sama dengan panitia-panitia<br />

sebelumnya, panitia ini berisi anggota dari pejabat kementerian<br />

dan jawatan, ahli hukum adat dan wakil organisasi tani. Panitia ini<br />

ditugaskan untuk membuat RUU Pokok Agraria.<br />

Hasil dari panitia ini disampaikan pada 6 Februari 1958 kepada<br />

pemerintah yang pada intinya berisi: (1) Penghapusan asas domein<br />

dan diakuinya hak ulayat yang harus tunduk kepada kepentingan<br />

umum (negara); (2) Asas domein diganti dengan Hak Kekuasaan<br />

Negara atas dasar Pasal 38 ayat 3 UUDS; 17 (3) Dualisme hukum<br />

agraria dihapuskan; (4) Hak-hak atas tanah: hak milik sebagai hak<br />

yang terkuat dan berfungsi sosial, hak usaha, hak bangunan dan hak<br />

pakai; (5) Hak milik hanya boleh dimiliki oleh WNI (asli maupun<br />

bukan asli). Badan hukum pada asasnya tidak boleh memiliki hak<br />

atas tanah; (6) Perlu diadakan batas maksimun dan minimum luas<br />

tanah yang boleh dimiliki seseorang atau badan hukum; (7) Tanah<br />

pertanian pada asasnya harus dikerjakan dan diusahakan sendiri<br />

oleh pemiliknya; dan (8) Perlu diadakan pendaftaran tanah dan<br />

perencanaan penggunaan tanah.<br />

Budi Harsono yang terlibat dalam penyusunan Naskah<br />

Rancangan UUPA bersama dengan Singgih Praptodihardjo dan<br />

Herman Wiknjo Broto mengusulkan judul UU tersebut adalah<br />

UU tentang Pokok-pokok Hukum Tanah. Tapi panitia Soewahjo<br />

menganggap itu terlalu sempit sehingga yang dipakai adalah UUPA.<br />

Rangkaian kerja dari Panitia Agraria Soewahyo ini berujung pada<br />

dihasilkannya sebuah Rancangan Undang-undang Pokok Agraria<br />

(RUUPA) yang kemudian diajukan ke DPR, rancangan ini dalam<br />

perjalanan pembahasannya kemudian digantikan oleh Soenarjo.<br />

Pada saat itulah kemudian gagasan perluasan makna agraria sedang<br />

berlangsung dimana agraria tidak lagi dimaknai semata-mata<br />

17<br />

Pasal 38 (ayat) 3 UUDS 1950 sama dengan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.<br />

Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 61

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!