12.11.2015 Views

KONSTITUSIONALISME AGRARIA

1TBacat12

1TBacat12

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

yang baik dari Konstitusi RIS. Konstitusi transisional itu ditetapkan<br />

melalui Undang-Undang Federal No.7 tahun 1950 tentang Undang-<br />

Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950, yang berlaku sejak tanggal<br />

17 Agustus 1950. Dengan demikian, sejak tanggal tersebut Konstitusi<br />

RIS 1949 diganti dengan UUDS 1950, dan terbentuklah kembali<br />

Negara Kesatuan Republik Indonesia. UUDS 1950 terdiri atas<br />

Mukadimah dan Batang Tubuh, yang meliputi 6 bab dan 146 pasal.<br />

Mengenai dianutnya bentuk negara kesatuan dinyatakan dalam<br />

Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950 yang berbunyi “Republik Indonesia yang<br />

merdeka dan berdaulat<br />

BAB XIV<br />

ialah suatu negara hukum<br />

Kesejahteraan Sosial yang demokratis dan<br />

Pasal 38<br />

berbentuk kesatuan.”<br />

(1) Perekonomian disusun sebagai<br />

usaha bersama berdasar atas asas<br />

kekeluargaan.<br />

(2) Cabang-cabang produksi yang<br />

penting bagi negara dan yang<br />

menguasai hajat hidup orang<br />

banyak dikuasai oleh negara.<br />

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam<br />

yang terkandung di dalamnya<br />

dikuasai oleh negara dan<br />

dipergunakan untuk sebesarbesar<br />

kemakmuran rakyat.<br />

UUDS 1950<br />

memang didesain sebagai<br />

konstitusi sementara.<br />

Nanti setelah terbentuk<br />

Majelis Konstituante hasil<br />

pemilihan umum, maka<br />

akan diadakan pembuatan<br />

konstitusi Indonesia<br />

baru. Sebagai konstitusi<br />

sementara, UUDS 1950<br />

mengambil beberapa<br />

materi muatan dari UUD<br />

1945 maupun Konstitusi<br />

RIS. Soepomo yang pada saat itu menjadi Menteri Kehakiman<br />

memiliki peranan penting dalam penyusunan UUD 1950. Peran<br />

Soepomo ini pulalah yang memungkinkan kembalinya ketentuan<br />

Pasal 33 UUD 1945 yang dalam bahasa Soepomo dipindahkan<br />

menjadi Pasal 38 UUDS 1950 (Soepomo, 1954:54). Bunyi Pasal 38<br />

UUD 1950 persis sama dengan ketentuan Pasal 33 UUD 1945.<br />

Selain Soepomo, Mohammad Hatta yang pada saat pengesahan<br />

UUDS 1950 menjadi Perdana Menteri juga punya andil untuk<br />

menghadirkan kembali Pasal 33 UUD 1945 menjadi Pasal 38<br />

40<br />

Konstitusionalisme Agraria

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!