29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa” adalah manusia atau<br />

badan hukum.<br />

Ad 2. Unsur “Kekerasan”<br />

Kekerasan adalah kekuatan fisik atau perbuatan fisik yang<br />

menyebabkan orang lain secara fisik tidak berdaya tidak mampu<br />

melakukan perlawanan atau pembelaan. Wujud dari kekerasan dalam<br />

tindak pidana perkosaan antara lain bisa berupa perbuatan mendekap,<br />

mengikat, membius, menindih, memegang, melukai, dan lain<br />

sebagainya perbuatan fisik yang secara objektif dan fisik menyebabkan<br />

orang yang terkena tidak berdaya.<br />

Ad 3. Unsur ancaman kekerasan<br />

Ancaman kekerasan dapat berupa serangan psikis yang<br />

menyebabkan orang menjadi ketakutan sehingga tidak mampu<br />

melakukan pembelaan atau perlawanan atau kekerasan yang belum<br />

diwujudkan tapi yang menyebabkan orang yang terkena tidak<br />

mempunyai pilihan selain mengikuti kehendak orang yang mengancam<br />

dengan kekerasan.<br />

Ad 4. Unsur “Memaksa”<br />

Memaksa dalam perkosaan menenjukkan adanya pertentangan<br />

kehendak antara pelaku dengan korban. Karenanya, tidak ada perkosaan<br />

apabila tidak ada pemaksaan dalam arti hubungan itu dilakukan atas<br />

dasar suka sama suka. Sebagaimana juga tidak akan ada kekerasan atau<br />

ancaman kekerasan bila tidak ada memaksa.<br />

Ad 5. Unsur bahwa yang dipaksa untuk bersetubuh adalah “wanita<br />

diluar perkawinan” atau tidak terikat perkawinan dengan pelaku. Dari<br />

adanya unsur ini dapat disimpulkan bahwa:<br />

a. perkosaan hanya terjadi oleh laki-laki terhadap wanita<br />

b. tidak ada perkosaan untuk bersetubuh oleh wanita terhadap<br />

laki-laki, laki-laki terhadap laki-laki atau wanita terhadap<br />

wanita.<br />

c. tidak ada perkosaan untuk bersetubuh bila dilakukan oleh lakilaki<br />

yang terikat perkawinan dengan wanita yang menjadi<br />

korban atau tidak ada perkosaan untuk bersetubuh oleh suami<br />

terhadap isteri yang kita kenal dengan marital rape (perkosaan<br />

yang dilakukan oleh suami terhadap isterinya).<br />

Ad 6. Unsur bersetubuh<br />

Selesainya tindakan perkosaan ditandai dengan terjadinya<br />

persetubuhan antara pelaku dengan korban, dalam arti tidak ada tindak<br />

pidana perkosaan untuk bersetubuh manakala tidak terjadi<br />

86

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!