29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

berusia rata-rata antara 10-14 tahun. Modusnya, bocah yang akan<br />

dijadikan korban, oleh tersangka pelaku iming-iming uang yang<br />

besarnya antara Rp5.000,00-Rp20.000,00. Bocah yang tergiur kemudian<br />

diajak oleh pelaku ke tempat yang sepi dengan motornya. Ada yang<br />

dibawa ke warnet, lapangan, kamar mandi atau bahkan dibawa ke WC<br />

umum. Sebelum dicabuli, korban terlebih dahulu diberi minuman keras<br />

yang dicampur dengan pil dextro. Setelah korban diberi minuman dan<br />

tidak berdaya, pelaku mencabuli korban atau melakukan perbuatan yang<br />

tidak pantas. Terkait perilakunya yang menyimpang, tersangka DS<br />

mengaku pernah menjadi korban pencabulan oleh tetangganya.<br />

Berdasarkan kasus tersebut ditemukan fakta bahwa pelaku<br />

kekerasan seksual dahulu pernah menjadi korban kekerasan seksual.<br />

Memang ada berbagai macam alasan seseorang menjadi pelaku<br />

kekerasan seksual seperti faktor penyimpangan seksual, kesempatan,<br />

namun pada kasus lain yaitu Kasus di TK Jakarta International School<br />

salah satu pelaku juga pernah menjadi korban kekerasan seksual<br />

sewaktu kecil.<br />

Ketika para pelaku kekerasan seksual yang dulunya pernah<br />

menjadi korban kekerasan seksual ketika baru saja mengalami kejadian<br />

memilukan tersebut tidak mendapat penanganan yang baik dari berbagai<br />

pihak. Maksudnya adalah kasus tersebut tidak dilaporkan ke Kepolisian,<br />

tidak ada psikolog yang menemani untuk memulihkan psikis korban,<br />

orang tua, teman-teman dan lingkungan sekitar pasif. Sehingga korban<br />

hanya sendirian saja dan terjadilah reviktimisasi atau korban menjadi<br />

korban untuk kedua kali. Apakah kita hanya dapat diam saja melihat<br />

fakta mengerikan itu terjadi. Seolah-olah sederetan kasus kekerasan<br />

seksual yang terkuak pada 2014 seperti siklus, artinya pelaku kekerasan<br />

seksual ternyata dulunya korban kekerasan seksual. Jadi, perlu adanya<br />

perlindungan dan pendampingan korban kekerasan seksual.<br />

Perlindungan dan pendampingan terhadap korban kekerasan<br />

seksual dapat dilakukan dengan cara:<br />

a) Dorong untuk melakukan proses hukum &assessment psikis utk<br />

traumanya;<br />

b) Laporkan kasus dilakukan di unit Perlindungan Perempuan & Anak<br />

(PPA) Polres, bisa melalui PPT PKBGA setempat, sangat<br />

disarankan korban didampingi orang-orang yg mengerti isu;<br />

c) Anak sampai dengan 18 tahun diperoses di bawah UU Perlindungan<br />

Anak. Pahami UUPA, jgn sampai sudah berkasus baru berminat<br />

mempelajarinya;<br />

d) Memproses kasus kekerasan seksual secara hukum tak semata<br />

berpatokan pada cukupnya bukti dan saksi;<br />

e) Lakukan segera proses konseling atau terapi pada korban, dengan<br />

melibatkan psikolog;<br />

121

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!