prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
PERLINDUNGAN DAN PENDAMPINGAN KORBAN<br />
KEKERASAN SEKSUAL DI PADANG SUMATERA BARAT<br />
Oleh: Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta<br />
A. Latar Belakang<br />
Kekerasan seksual merupakan kejahatan yang saat ini marak<br />
dan meresahkan kalangan masyarakat terutama oleh kaum perempuan<br />
dan anak-anak. Selain meresahkan, kekerasan seksual juga menjadi<br />
fenomena yang menakutkan dikarenakan mayoritas korban yang<br />
mengalami kekerasan seksual tersebut akan merasakan trauma yang<br />
ditinggalkan akibat perlakuan yang dialaminya.<br />
Trauma yang dialami oleh korban ternyata dapat berdampak<br />
serius baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal tersebut<br />
dikarenakan kejahatan seksual sesama jenis di Indonesia ternyata<br />
berantai dari pelaku ke korban, dan si korban bisa menjadi pelaku di<br />
kemudian hari dan begitu seterusnya. Apalagi yang sangat menakutkan<br />
jika korban kekerasan seksualnya ialah anak-anak kecil usia 5-12 tahun.<br />
Akan tersimpan di memori otak mereka bagaimana kekerasan seksual<br />
yang mereka alami dan akan teringat sampai mereka dewasa dan tak di<br />
pungkiri bahwa bisa saja mereka bisa menjadi pelaku selanjutnya.<br />
Ibarat pepatah, tak diumpan maka tak terpancing. Semua tindak<br />
kekerasan seksual ada karena ada niat dan kesempatan, tapi perlu di<br />
ingat apa yang menjadi faktor penyebab pelaku melakukan tindakan<br />
tersebut. Jika kita tinjau dari aturan hukum Undang-Undang Nomor 44<br />
Tahun 2008 tentang Pornografi, sudah sangat jelas ketentuan pidananya<br />
di tiap pasalnya di atur dan hukumannya pun cukup membuat jera<br />
dengan denda maksimal Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah).<br />
Kekerasan seksual di Kota Padang menjadi salah satu kasus<br />
yang paling banyak namun minim penindakan dari hukum. Hal tersebut<br />
dikarenakan kurang serius nya aparat penegak hukum yang membuat<br />
banyak ketidakpastian hukum bagi korban. Pada pelaksanaannya<br />
seringkali ditemukan bahwa tindak lanjut dari aparat penegak hukum<br />
hanyalah sampai pada tahap mediasi semata dan tidak diusut kembali<br />
hingga ke persidangan.<br />
B. Pembahasan<br />
Meskipun angka kekerasan seksual cenderung terus meningkat,<br />
namun masih banyak masyarakat yang menganggap kekerasan seksual<br />
sebagai kejahatan kesusilaan semata. Pihak kepolisian pun ketika<br />
mendapat kasus pemerkosaan cenderung menafsirkan pemerkosaan<br />
sebagai kejahatan kesusilaan seperti yang di tertuang di Kitab Undang-<br />
Undang Hukum Pidana (KUHP). Biasanya, penyidik kepolisian ketika<br />
99