29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Keistimewaan Acehdan<br />

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh.<br />

Dalam penegakannya, Syariat Islam memiliki dimensi yang berbeda<br />

pada penerapan sanksi terhadap perbuatan pidana (jarimah) yang diatur<br />

padanya. Bentuk penerapan itu adalah hukum cambuk bagi yang<br />

melanggar aturan. Pemberian hukum cambuk ini bertujuan untuk<br />

memberikan efek jera bagi para pelaku agar tidak kembali mengulang<br />

kesalahan.<br />

Jarimah yang diatur dalam Qanun terbilang beragam,<br />

diantaranya mengenai Minuman Khamar dan sejenisnya, Maisir atau<br />

perjudian dan Khalwat (mesum). Ditinjau dari acuan dokumen yang<br />

dilansir oleh Komisi Nasional Perempuan berdasarkan pengalaman<br />

perempuan korban, ditemukan ragam jenis kekerasan seksual,<br />

diantaranya: (1) perkosaan; (2) pelecehan seksual; (3) eksploitasi<br />

Seksual; (4) penyiksaan seksual; (5) perbudakan seksual; (6)<br />

intimidasi/serangan bernuansa seksual termasuk ancaman atau<br />

percobaan perkosaan; (7) prostitusi paksa; (8) pemaksaan kehamilan;<br />

(9) pemaksaan aborsi; (10) pemaksaan perkawinan; (11) perdagangan<br />

perempuan untuk tujuan seksual; (12) kontrol seksual termasuk<br />

pemaksaan busana dan kriminalisasi perempuan lewat aturan<br />

diskriminatif beralasan moralitas dan agama; (13) penghukuman tidak<br />

manusiawi dan bernuansa seksual; (14) praktik tradisi bernuansa<br />

seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan.<br />

Keempat belas jenis kekerasan seksual yang belum kita kenali akibat<br />

keterbatasan informasi mengenainya. Seruan ini pada akhirnya<br />

menghantarkan Komnas Perempuan untuk menemukan bentuk lain di<br />

tahun 2012 dari kekerasan seksual yang dihadapi perempuan, yaitu (15)<br />

pemaksaan kontrasepsi/sterilisasi. 1 Maka pelaksanaan aturan mengenai<br />

Khalwat tergolong rentan dengan kekerasan seksual, terutama pada<br />

konteks penanganan dan pendampingan dalam hal pemenuhan hak<br />

perempuan korban.<br />

Keterkaitan hukum yang berlaku di daerah Aceh inilah yang<br />

menghantarkan Aceh termasuk daerah dengan predikat penanganan<br />

kasus kekerasan seksual paling buruk. Oleh karena tidak semua<br />

kompenen pemangku kepentingan (stakeholders) termasuk masyarakat<br />

memahami bagaimana memperlakukan korban kekerasan seksual<br />

dengan baik, tentu dalam pemenuhan haknya, pola yang sering<br />

dilakukan sebagai solusi adalah serupa meski kategori perbuatannya<br />

berbeda, misalnya untuk kasus zina dan pemerkosaan sama-sama<br />

ditindak dengan cara menikahkan pelaku dan korbannya. Padahal, Zina<br />

yang mengadung unsur saling suka (resiprokal) sangatlah berbeda<br />

dengan pemerkosaan yang identik dengan nuansa kekerasan. Adapun<br />

1 Komnas Perempuan, Kenali dan Tangani Kekerasan Seksual.<br />

162

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!