prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
sehingga kadang ditemukan dalam keadaan lanjut. Masalah kesehatan<br />
mental yang dihadapi oleh remaja putri yang mengalami pelecehan dan<br />
kekerasan seksual bisa berupa depresi atau kecemasan yang<br />
berlangsung lama atau sindrom stress pasca trauma. Beberapa<br />
menunjukkan mekanisme mengingkari dengan beralih pada alkohol atau<br />
obat terlarang untuk menghilangkan rasa sakit. Kebanyakan dari mereka<br />
mengisolasi diri mereka dan menarik diri dari lingkungan.<br />
Di antara dampak sosial yang dialami korban adalah<br />
menurunnya prestasi sekolah atau kerja, lebih sering absen, tidak<br />
mengambil mata kuliah yang diajarkan dosen tertentu, mendapat balas<br />
dendam dari pelaku atau teman si pelaku, kehilangan kehidupan pribadi<br />
karena menjadi “yang bersalah”, menjadi objek pembicaraan,<br />
kehancuran karakter atau reputasi, kehilangan rasa percaya pada orang<br />
dengan tipe atau posisi yang serupa pelaku, kehilangan rasa percaya<br />
pada lingkungan yang serupa, mengalami stres luar biasa dalam berelasi<br />
dengan partner, dikucilkan, pindah universitas atau fakultas, kehilangan<br />
pekerjaan dan kesempatan mendapat referensi, dan kehilangan karir. Di<br />
samping itu juga terdapat dampak psikologis atau fisiologis, yaitu<br />
depresi, panik, kecemasan, gangguan tidur, penyalahan diri, kesulitan<br />
konsentrasi, sakit kepala, kehilangan motivasi, lupa waktu, merasa<br />
dikhianati, kemarahan, dan hingga pikiran untuk melakukan bunuh diri.<br />
H. Pengaturan Tindak Pidana Kekerasan Seksual Menurut<br />
Ketentuan Pengaturan Perundang-Undangan yang Berlaku Di<br />
Indonesia<br />
Sanksi pidana bagi pelaku pencabulan dan kekerasan seksual<br />
terhadap perempuan menurut KUHP ialah sebagai berikut :<br />
a. Pada pasal 285 KUHP yang berbunyi:<br />
“Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa<br />
seorang wanita yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, diancam<br />
karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama<br />
dua belas tahun.” 7<br />
Dari pasal 285 KUHP di atas, pelaku kekerasan terhadap<br />
perempuan dapat diancam hukuman pidana penjara paling lama dua<br />
belas tahun, akan tetapi dalam pasal ini tidak menyebutkan kategori<br />
korban atau usia korban, hanya menyebutkan korbannya seorang<br />
wanita tanpa batas umur atau klasifikasi umur berarti seluruh<br />
klasifikasi umur termasuk lanjut usia maupun anak-anak dapat<br />
dikategorikan dalam pasal ini. Dalam hal pencabulan yang<br />
korbannya anak di bawah umur berarti dapat diatur dalam Pasal ini.<br />
b. Pasal 286 KUHP yang berbunyi:<br />
7 Ibid., pasal 285 KUHP.<br />
49