29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

tertentu.Selain itu, pada bagian penjelasan pasal 8 tersebut<br />

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kekerasan seksual adalah<br />

setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual,<br />

pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan/atau<br />

tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain<br />

untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.<br />

c) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan<br />

Tindak Pidana Perdagangan Orang<br />

Berbeda dengan peraturan-peraturan khusus sebelumnya, UU<br />

Perdagangan Orang tidak mengenal istilah kekerasan seksual secara<br />

eksplisit dalam pasal-pasalnya. Namun pada UU ini ditemui istilah<br />

eksploitasi seksual yang dijelaskan pada pasal 1 angka 8 yang<br />

berbunyi sebagai berikut: “Eksploitasi seksual adalah segala<br />

bentuk pemanfaatan organ tubuh seksual atau organ tubuh lain<br />

dari korban untuk mendapatkan keuntungan, termasuk tetapi tidak<br />

terbatas pada semua kegiatan pelacuran dan percabulan.”<br />

Meskipun tidak menggunakan istilah kekerasan seksual tetapi<br />

istilah eksploitasi seksual dalam UU ini telah merujuk kepada<br />

maksud dari istilah kekerasan seksual, kekerasan seksual yang<br />

dimaksud dalam UU ini tidak hanya terbatas pada perkosaan dan<br />

pencabulan saja, diman hal tersebut dapat terlihat dari penggunaaan<br />

frasa “tidak terbatas pada” dan frasa “segala bentuk pemanfaatan<br />

organ tubuh seksual atau organ tubuh lain” pada istilah eksploitasi<br />

seksual dari ketentuan pasal 1 butir 7 dan 8 tersebut.<br />

Didalam undang-undang ini mengatur mengatur mengenai<br />

kekerasan seksual, termasuk kekerasan seksual terhadap anak<br />

melalui pasal 12 yang menyatakan bahwa:<br />

“Setiap orang yang menggunakan atau memanfaatkan korban<br />

tindak pidana perdagangan orang dengan cara melakukan<br />

persetubuhan atau perbuatan cabul lainnya dengan korban tindak<br />

pidana perdagangan orang, mempekerjakan korban tindak pidana<br />

perdagangan orang untuk meneruskan praktik eksploitasi, atau<br />

mengambil keuntungan dari hasil tindak pidana perdagangan<br />

orang dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud<br />

dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6.”<br />

Inti dari pasal tersebut ialah adanya sanksi pidana bagi setiap orang<br />

yang memanfaatkan korban tindak pidana perdagangan orang,<br />

termasuk anak sebagai korban. Pasal tersebut juga menyebutkan<br />

perbuatan yang termasuk kedalam tindak kekerasan seksual, yaitu<br />

melakukan persetubuhan atau perbuatan cabul.Kemudiandidalam<br />

pasal 17 disebutkan pula adanya penambahan 1/3 (sepertiga)<br />

ancaman pidana terhadap pasal 2, pasal 3, dan pasal 4. Penambahan<br />

34

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!