29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

kecuali perkosaan dan pencabulan. Dengan kata lain, KUHP<br />

mengkategorikan kejahatan terhadap kesusilaan hanya terbatas pada<br />

tindak perkosaan dan pencabulan saja yang pengertian dan<br />

penjelasannya pun sangat terbatas. Berangkat dari permasalahan<br />

tersebut, maka dibentuklah peraturanperaturan lain di luar KUHP yang<br />

secara khusus untuk menutupi kekurangankekurangan yang terdapat<br />

pada KUHP dan turut menjadi payung hukum terkait perkembangan<br />

tindak kekerasan seksual terhadap anak yang belum terakomodir di<br />

dalam KUHP. Peraturan-peraturan tersebut antara lain:<br />

a) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan<br />

Anak<br />

Bentuk perlindungan terhadap anak dari kekerasan dituangkan<br />

dalam komitmen perlindungan sebagaimana ditegaskan padapasal<br />

59 yang menyatakan bahwa:<br />

“Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan<br />

bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada<br />

anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum,<br />

anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi<br />

secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak<br />

yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,<br />

psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban<br />

penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan<br />

baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak<br />

korban perlakuan salah dan penelantaran.”<br />

Pasal tersebut mempunyai arti bahwa pemerintah dan lembaga<br />

lainnya mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan<br />

khusus terhadap anak dalam kondisi tertentu, salah satunya terhadap<br />

anak yang berhadapan dengan hukum.Anak yang berhadapan<br />

dengan hukum ini meliputi anak yang berkonflik dengan hukum<br />

dan anak korban tindak pidana. Terhadap anak korban tindak<br />

pidana, termasuk anak korban tindak pidana kekerasan seksual<br />

dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 69 ayat yang berbunyi:<br />

(1) Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan<br />

sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 meliputi<br />

kekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui<br />

upaya:<br />

a. penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan<br />

perundang-undangan yang melindungi anak korban<br />

tindak kekerasan; dan<br />

b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi.<br />

(2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan,<br />

melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta<br />

melakukan kekerasan sebagaimana dimaksud dalam ayat<br />

(1)”<br />

32

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!