29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

Kata moral diterjemahkan dengan kata “moril”. Ethics diterjemahkan<br />

dengan “tata susila” dan kata decent diterjemahkan dengan “patut”.<br />

Yang rumit dan selalu dicampurbaurkan adalah kata moral dan ethics.<br />

Kedua kata tersebut mengandung makna decent. Namun jika diamati<br />

dengan cermat, ternyata ethics lebih sempit dari pada moral dan nada di<br />

dalam kata moral. 6<br />

Kata “moral dalam The Lexicon Webster Dictionary,<br />

dirumuskan artinya antara lain: “of or concerned with the principles of<br />

right and wrong in conduct and character”. Behavior as to right or<br />

wrong, especially in relation to sexual matter. Jika diterjemahkan secara<br />

bebas, artinya adalah dari atau berkenaan dengan prinsip-prinsip benar<br />

dan salah dalam berperilaku dan sikap atau tabiat. Kelakuan yang benar<br />

atau salah, khususnya dalam hubungan pada hal atau kejadian seksual.<br />

Sedang kata ethics dirumuskan artinya antara lain sebagai<br />

berikut: “pertaining to right and wrong in conduct” (berkenaan dengan<br />

sikap, tabiat, atau tingkah laku yang baik dan salah atau buruk). Baik<br />

“moral”, “etika” ataupun “hukum” pada hakikatnya merupakan<br />

“persepsi nilai” dari masyarakat. “Moral” merupakan pertimbangan atas<br />

dasar baik atau tidak baik sedang “etika” merupakan ketentuan atau<br />

norma perilaku (Code of Conduct).<br />

Jika diamati berdasarkan kenyataan sehari-hari, persepsi<br />

masyarakat tentang arti “kesusilaan” lebih condong pada “ behavior as<br />

to right or wrong, especially in relation to sexual matter”. Namun, jika<br />

kita mengacu pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), hal<br />

tersebut nampaknya kurang tepat. Karena dalam KUHP, mengemis,<br />

menyiksa binatang, meminum minuman keras, serta melakukan judi<br />

termasuk Bab XIV tentang Kejahatan Kesusilaan. Pun, hal tersebut juga<br />

termuat dalam rancangan KUHP.<br />

Dengan demikian, makna dari “kesusilaan” adalah berkenan<br />

dengan moral dan etika yang telah diatur dalam perundang-undangan.<br />

Namun, dengan gambaran yang demikian maka persepsi terhadap kata<br />

“kesusilaan” justru lebih membingungkan. Jika ditelaah, maka semua<br />

tindak pidana adalah bertentangan dengan moral maupun etika.<br />

Berdasarkan uraian tersebut, seyogyanya tindak pidana kesusilaan tidak<br />

dimasukkan hal-hal yang tidak berkenaan dengan “behavior in relation<br />

to sexual matter” agar dengan demikian perhatian dapat lebih<br />

diputuskan pada pokok masalah.<br />

Kemajuan teknologi meningkatkan arus informasi antarnegara,<br />

antarbenua, bahkan antarbangsa sehingga perubahan budaya di Barat<br />

dengan cepat dapat diketahui di Timur, perubahan budaya di Eropa dan<br />

Amerika dengan cepat dapat diketahui di Asia dan sebaliknya.<br />

6 Leden Marpaung, Op. Cit.<br />

58

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!