29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

dengan mempergunakan kekerasan yang semuanya diawali dengan<br />

ancaman atau bujukan terhadap korban.<br />

Di dalam KUHP yang berlaku maupun RUU KUHP yang telah<br />

disusun di Indonesia dikenal istilah kekerasan seksual, beberapa<br />

bentuknya seperti perkosaan, perbuatan cabul, dan prostitusi dapat<br />

dikemukakan di dalamnya, yakni dibawah payung bab kejahatan<br />

terhadap kesusilaan.<br />

Dengan demikian, kekerasan seksual termasuk dalam kategori<br />

kejahatan kesusilaan. Itu sendiri tidak ada penjelasannya secara resmi<br />

dalam KUHP. Penjelasan mengenai istilah ini dapat ditemukan dalam<br />

buku non resmi yang disusun oleh R. Soesilo yang menyebutkan<br />

bahwa: “Kesusilaan diartikan sebagai rasa kesopanan yang berkaitan<br />

dengan nafsu perkelaminan. Lebih jauh dikatakan sebagai suatu<br />

perasaan malu yang berhubungan dengan nafsu kelamin”. 8 Misalnya,<br />

bersetubuh, meraba buah dada perempuan, meraba tempat kemaluan<br />

perempuan atau laki-laki, mencium, dan sebagainya. 9<br />

Begitu pula istilah kekerasan tindak dirumuskan secara jelas<br />

baik dalam KUHP maupun RUU KUHP Nasional. Dalam Pasal 89<br />

KUHP hanya disebutkan bahwa yang disamakan melakukan kekerasan<br />

adalah membuat orang jadi pingsan atau tidak berdaya lagi (lemah).<br />

Melakukan kekerasan artinya mempergunakan tenaga atau kekuatan<br />

jasmani tidak kecil secara tidak sah, misalnya memukul dengan tangan<br />

atau dengan segala macam senjata, menyepak, menendang, dan<br />

sebagainya. 10<br />

Kemudian dalam RUU KUHP nasional kekerasan atau<br />

ancamankekerasan dirumuskan sebagai berikut: 11<br />

Bahwa perempuan tidak menghendaki/menyetujui hubungan seksual<br />

tersebut. Mengeluarkan atau bahkan mengeliminasi hubungan seksual<br />

yang dilakukan berdasarkan ketundukan (submssion), karena alasanalasan<br />

tertentu. Umpamanya antara seorang majikan terhadap<br />

bawahanya yang merasa khawatir dengan masa depan pekerjaannya,<br />

atau cemas dengan nilai ujian dalam konteks hubungan guru dengan<br />

murid.<br />

Menurut WHO, kekerasan atau violence adalah penggunaan<br />

kekuatan fisik dan kekerasan, ancaman atau tindakan terhadap diri<br />

sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang<br />

8 R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta<br />

Komentar-komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politteia, 1983),<br />

hlm. 204.<br />

9 Ibid.<br />

10 Ibid.<br />

11 Ratna Batara Munti. Kekerasan Seksual: Mitos dan Realitas. Jakarta:<br />

Deputi Kajian LBH Apik.<br />

138

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!