29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN:<br />

PERSPEKTIF ISLAM*<br />

Oleh: Husein Muhammad<br />

Catatan Tahunan Komnas Perempuan memperlihatkan<br />

kekerasan terhadap perempuan mengalami peningkatan dari tahun ke<br />

tahun. Tahun 2001 ada 3.169. Tahun 2012: 216.156 dan tahun 2013:<br />

279.688. Kekerasan tersebut mencakup fisik, psikis, ekonomi dan<br />

seksual. Dalam konteks kekerasan seksual, selama 12 tahun (2001-<br />

2012), sedikitnya ada 35 perempuan korban kekerasan seksual setiap<br />

hari. Tahun 2012 tercatat 4.336 kasus kekerasan seksual. 2.920 di<br />

antaranya terjadi di ruang publik/komunitas. Mayoritas kekerasan<br />

seksual muncul dalam bentuk perkosaan dan pencabulan (1620).<br />

Korban meliputi semua umur, dari balita hingga manula, rata-rata usia<br />

antara 13-18 tahun. Ini hanyalah data yang dilaporkan ke lembaga<br />

Negara dan sosial. Yang tak tercatat akan selalu lebih besar dari yang<br />

dilaporkan. (Baca: Komnas Perempuan; Catahu tahun 2013).<br />

Pengungkapan kasus kekerasan seksual ini amat rumit, karena<br />

terkait dengan tradisi dan budaya atau pandangan keagamaan<br />

masyarakat yang mentabukan bicara seks di depan orang lain. Lebih<br />

dari itu pengungkapannya oleh korban seringkali semakin<br />

menggandakan penderitaan diri perempuan dan keluarganya.<br />

Komnas Perempuan menemukan sejumlah bentuk kekerasan<br />

seksual. Minimal 15. Beberapa di antaranya adalah perkosaan, ancaman<br />

perkosaan, pelecehan, pemaksaan perkawinan, pemaksaan aborsi,<br />

marital rape, prostitusi paksa, kontrol atas tubuh antara lain melalui<br />

kebijakan publik atas nama moralitas dan agama, dan lain-lain.<br />

Pelakunya dapat siapa saja, orang paling dekat maupun paling jauh<br />

orang biasa, tanpa kelas sosial, maupun orang berstatus sosial<br />

“terhormat”,.<br />

Fakta-fakta di atas tentu saja sangat memprihatinkan. Komnas<br />

Perempuan menyebut realitas tersebut telah meningkat kepada situasi:<br />

“Kegentingan Kekerasan Seksual”. Dalam pernyataannya Komnas<br />

Perempuan menyebutkan: “Kekerasan Seksual yang dialami perempuan<br />

sudah dalam kondisi darurat untuk segera ditangani secara tepat dan<br />

adil, komprehensif dan holistik. Keadaan darurat ini tercermin dari<br />

kejadian kekerasan seksual di semua ranah: personal, publik dan<br />

Negara, yang menimpa korban dari rentang usia balita-lansia, berbagai<br />

tingkat pendidikan dan profesi. Termasuk perempuan penyandang<br />

disabilitas, migran, PRT, LBT, dan pelajar hamil. Terjadi di rumah, di<br />

angkutan umum, di sekolak, di tempat kerja maupun di tahanan”.<br />

(Komnas Perempuan, Catahu, 2013).<br />

1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!