29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

proses peradilan berlangsung, saksi korban berhak didampingi oleh<br />

pendamping.<br />

KOMISI 3<br />

PERLINDUNGAN DAN PENDAMPINGAN KORBAN<br />

Poin 9.1 Pemberitaan tentang kasus kekerasan seksual yang<br />

menitikberatkan pada aspek seksualitas oleh pers.<br />

Rekomendasi 9.1 Merekomendasikan Kementerian Pemberdayaan<br />

Perempuan dan Perlindungan Anak untuk berkoordinasi dengan organisasi<br />

pers, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Komisi Penyiaran Indonesia,<br />

Dewan Pers, dan pihak terkait untuk memberikan edukasi tentang<br />

pemberitaan kekerasan seksual yang berperspektif korban.<br />

Permasalahan pertama terletak pada pemberitaan tentang kasus<br />

kekerasan seksual yang menitikberatkan pada aspek seksualitas oleh para<br />

pers. Dalam hal ini direkomendasikan kepada Kementerian Pemberdayaan<br />

Perempuan dan Perlindungan Anak untuk berkoordinasi dengan organisasi<br />

pers, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Komisi Penyiaran Indonesia,<br />

Dewan Pers, dan pihak terkait untuk memberikan edukasi tentang<br />

pemberitaan kekerasan seksual yang berperspektif korban.<br />

<br />

Poin 9.2 Tidak sesuainya penanganan kasus kekerasan seksual yang<br />

dilakukan oleh aparat penegak hukum dengan SOP tentang penanganan<br />

korban kekerasan seksual yang telah diatur dalam Peraturan Menteri<br />

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 1 Tahun 2010.<br />

Rekomendasi 9.2 Melakukan sosialisasi kembali terhadap Peraturan<br />

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 1 Tahun<br />

2010 kepada aparat hukum untuk melaksanakan SOP yang terkandung<br />

dalam aturan tersebut.<br />

Permasalahan berikutnya adalah tidak sesuainya penanganan kasus<br />

kekerasan seksual yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dengan SOP<br />

tentang penanganan korban kekerasan seksual yang telah diatur dalam<br />

Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak<br />

Nomor 1 Tahun 2010. Sehingga diperlukan adanya sosialisasi kembali<br />

terhadap Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan<br />

Anak Nomor 1 Tahun 2010 kepada aparat hukum untuk melaksanakan SOP<br />

yang terkandung dalam aturan tersebut. Kementerian Pemberdayaan<br />

Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengeluarkan<br />

Peraturan Menteri Negara Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standard<br />

Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak<br />

Korban Kekerasan yang dimaksudkan untuk menjadi standar atau pun<br />

panduan dalam menyelenggarakan layanan perlindungan terhadap<br />

perempuan dan anak korban kekerasan seksual. Menurut Permenneg<br />

205

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!