prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
dihindarkan. Kejahatan terhadap kesusilaan diatur pada Ban XIV KUHP<br />
yang terdiri dari pasal 281 sampai dengan pasal 303, sejumlah 25 pasal<br />
tetapi 3 pasal memuat hukuman tambahan atau pemberatan yakni pasal<br />
283 bis, pasal 291, pasal 298, dan 7 pasal tidak berkenaan dengan<br />
“behaviour in relation to sexual matter” yakni:<br />
1. Pasal 297 tentang memperniagakan perempuan atau laki-laki yang<br />
belum dewasa<br />
2. Pasal 299 tentang dapat gugur kandungan karena pengobatan<br />
3. Pasal 300 tentang menjual atau memaksa meminum minuman yang<br />
memabukkan<br />
4. Pasal 301 tentang perlindungan anak yang belum berusia 12 (dua<br />
belas) tahun dari pekerjaan mengemis<br />
5. Pasal 302 tentang penganiayaan ringan pada binatang<br />
6. Pasal 303 dan 303 bis tentang judi<br />
Pada RUU KUHP yang dirumuskan oleh Panitia Penyusunan<br />
RUU KUHP 1991/1992, dan disempurnakan pada tahun 1993, terdapat<br />
pola pikir yang tidak berubah. Di dalam RUU KUHP terdapat beberapa<br />
pasal tambahan yang mengatur perbuatan yang belum diatur KUHP,<br />
namun perlu diamati ulang dengan memperhatikan hak asasi manusia<br />
yang saat ini pengaruhnya tidak dapat diabaikan. Tampaknya RUU<br />
KUHP tersebut masih sulit diterima oleh sebagian pakar atau<br />
masyarakat.<br />
Mengubah suatu undang-undang, bukan hal yang tidak sulit<br />
terutama dengan mengubah sistem dan pola pikir, akan memerlukan<br />
biaya yang tidak sedikit. Pasal terkait kesusilaan yang tidak berkenaan<br />
dengan “behaviour in relation to sexual matter”, menurut hemat penulis<br />
agar dipisahkan dari Kejahatan Terhadap Kesusilaan, misalnya<br />
memperniagakan perempuan atau laki-laki, mengemis, dan lain-lain<br />
yang dapat merusak harkat dan martabat manusia menjadi “Kejahatan<br />
Terhadap Harkat dan Martabat Manusia.” 7<br />
Demikian halnya tentang “judi”, jika diamati berita-berita<br />
dalam media massa, maka judi dari tahun ke tahun masih merupakan<br />
masalah yang selalu timbul dalam masyarakat. Seyogyanya judi yang<br />
diizinkan seperti domino, bridge, ceki, koah, dan pei perlu<br />
dipertimbangkan untuk dihapuskan dan sebaiknya judi lebih tepat<br />
menjadi bab tersendiri di dalam KUHP.<br />
Namun sebagian para pakar berpendapat bahwa perbuatanperbuatan<br />
maksiat, termasuk minuman-minuman keras yang dapat<br />
memabukkan dan judi telah menjadi satu kesatuan dengan kejahatan<br />
dalam arti bahwa pengaruhnya terhadap terjadinya kejahatan, sangat<br />
7 Ismail Rumadan, Kriminologi, (Yogyakarta:Grha Guru, 2007), hlm.13.<br />
60