29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

banyaknya kasus yang terjadi dimasyarakat mengenai tindak kekerasan<br />

seksual, yang terjadi terhadap masyarakat mulai dari kalangan anakanak,<br />

remaja, dewasa hingga tua. Contohnya adalah kasus yang terjadi<br />

di Pekanbaru sebagaimana yang sudah dipaparkan di atas.<br />

Setelah kasus tersebut diproses, tidak terdapat perhatian khusus<br />

terhadap pelaku dan si korban. Justru peristiwa tragis tersebut dibiarkan<br />

begitu saja lalu selanjutnya muncul lagi kejadian yang sama. Itulah<br />

sistem penerapan hukum Indonesia saat ini. Sebagai warga negara yang<br />

baik tentu kita harus memperhatikan kejadian-kejadian di lingkungan<br />

setempat, jika terdapat tindak kejahatan atau pun pelanggaran segera<br />

lakukan laporkan kepada yang berwajib, ini adalah salah satu bukti<br />

kecintaan kita terhadap negara Indonesia yang mendambakan<br />

kesejahteraan (welfare state). 12<br />

Tidak terlaksananya hukum formil disebabkan karena kinerja<br />

aparat hukum yang tidak maksimal dan kurang sadar serta pedulinya<br />

kita sebagai Warga Negara Indonesia akan adanya sistem hukum. Kerap<br />

kali aturan yang ada sering dilanggar dan dianggap remeh, kebiasaan<br />

inilah yang seharusnya dihapus dari dalam diri dan ditanamkan<br />

pemahaman yang lebih baik sehingga memberikan manfaat yang lebih<br />

baik untuk tanah air. Caranya adalah dengan menanamkan perubahan<br />

dimulai dari diri sendiri dan tanamkan kesadaran agar tercapainya<br />

tujuan hukum yaitu untuk kemanfaatan, keadilan, dan kepastian.<br />

D. Kesimpulan dan Saran<br />

Salah satu wujud perlindungan oleh negara adalah<br />

penyelenggaraan peradilan. Warga negara mempunyai hak dan<br />

kewajiban yang tertuang dalam konstitusi maupun perundangundangan.<br />

Hukum acara pidana (formil) mengatur berbagai hak dari<br />

tersangka dan/atau terdakwa. Sudah seharusnya pihak korban mendapat<br />

perlindungan diantaranya dipenuhinya hak-hak korban meskipun<br />

diimbangi melaksanakan kewajiban-kewajiban yang ada. Undangundang<br />

Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia<br />

(HAM) mengatur secara khusus perlindungan korban dan saksi pada<br />

Bab V pasal 34.<br />

Dilanjutkan dengan penegasan pemberian kompensasi, restitusi,<br />

dan rehabilitasi. Bentuk atau jenis perlindungan adalah fisik, mental,<br />

dan sebagainya yang dilaksanakan oleh aparat terkait. Perlindungan<br />

hukum dan aspeknya merupakan salah satu hak korban dan saksi. Dari<br />

uraian diatas sudah dipaparkan bahwa korban dan saksi seakan<br />

terabaikan, bahkan juga di dalam peraturan KUHAP yang dianggap<br />

menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Antara lain menjelaskan<br />

40,<br />

12 Bambang Waluyo, Viktimologi, (Jakarta:Sinar Grafika, 2011), hlm.<br />

65

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!