29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

Sikap Polisi dalam penyidikan tersebut melanggar sejumlah<br />

ketentuan dalam Prosedur Standar Operasional (PSO) Pelaksanaan<br />

Permenneg PP&PA No. 1 Tahun 2010 yaitu:<br />

1) Penerimaan laporan polisi: 25<br />

a. apabila saksi korban dalam kondisi trauma/stress, penyidik<br />

melakukan tindakan penyelamatan degan mengirim saksi<br />

dan/atau korban ke PPT RS Bhayangkara atau Puskesmas,<br />

untuk mendapatkan penanganan medis-psikis serta memantau<br />

perkembangannya;<br />

b. dalam hal saksi dan/atau korban memerlukan istirahat, petugas<br />

mengantar ke ruang istirahat atau rumah aman atau shelter;<br />

2) Pada tahap penyidikan: 26<br />

a. apabila korban siap diperiksa dan bersedia memberikan<br />

keterangan terkait dengan laporan polisi yang dilaporkan<br />

korban, penyidik dapat melaksanakan kegiatan membuat Berita<br />

Acara Pemeriksaan (BAP).<br />

“Udah hari ini buat laporan aja karena selesai visum itu sudah<br />

jam 7 malam masak langsung di BAP. Harusnya tunggu kondisi<br />

korban dulu karena kondisi korban itu masih capek. Kami<br />

menyerahkan ke pihak korban, mau di BAP sekarang lebih baik.<br />

Loh biasanya kami damping nggak seperti ini. Biasanya diberi<br />

kebebasan. Tapi dari pihak korban kayaknya sudah ketakutan.<br />

Ya sudah sekarang saja. Pas di tengah-tengah pemeriksaan dia<br />

bilang, „mba, aku capek, gimana kalau besok aja?‟”<br />

Pada ilustrasi tersebut tergambar bagaimana penanganan polisi<br />

tidak mematuhi PSO yang dipersyaratkan pada Permenneg PP&PA<br />

No. 1 Tahun 2010. Polisi selaku penyidik memaksakan korban<br />

untuk menjalani BAP pada hari itu juga, padahal kondisi fisik<br />

korban sudah kelelahan. Seharusnya, penyidik melakukan tindak<br />

penyelamatan ke PPT RS Bhayangkara atau Puskesmas hingga<br />

kondisi korban cukup baik untuk menjalani wawancara pembuatan<br />

laporan polisi.<br />

3) Tata cara pemeriksaan saksi dan/atau orban 27<br />

a. Pemeriksaan terhadap saksi dan/atau korban dilaksanakan<br />

dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:<br />

a) pertanyaan diajukan dengan ramah dan penuh rasa empati;<br />

b) dilarang memberikan pertanyaan yang dapat menyinggung<br />

25<br />

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak<br />

Republik Indonesia, Op.Cit, hlm. 217.<br />

26 Ibid, hlm. 219.<br />

27 Ibid, hlm. 221-222<br />

114

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!