29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

dan jelas agar tercapai kepastian hukum, di samping terpenuhinya rasa<br />

keadilan dan kemanfaatan. Terkait tindakan kekerasan seksual terhadap<br />

anak UUD 1945 pada pasal 28B ayat (2) telah menyatakan bahwa setiap<br />

anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta<br />

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Kemudian<br />

juga telah dibentuk peraturan-peraturan khusus yang mengatur tentang<br />

anak dari berbagai aspek, yang merupakan lex specialis dari KUHP<br />

seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan<br />

Anak, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemberantasan<br />

Tindak Pidana Perdagangan Orang, dan Undang-Undang Nomor 13<br />

Tahun 2006 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.<br />

Menyikapi permasalahan-permasalahan yang muncul seputar<br />

anak dan perlindungannya terhadap kekerasan seksual, maka perlu<br />

kiranya untuk mengetahui dan membahas mengenai kekerasan seksual<br />

terhadap anak tersebut dari aspek regulasinya secara lebih dalam<br />

makalah yang berjudul “Tinjauan Hukum Materiil Mengenai Kekerasan<br />

Seksual Terhadap Anak Di Indonesia”.<br />

B. Landasan Teori<br />

1. Kekerasan dan Kekerasan Seksual<br />

Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku,<br />

baik yang terbuka (overt) atau tertutup (covert), dan baik yang bersifat<br />

menyerang (offensive) atau bertahan (deffensive), yang disertai<br />

penggunaan kekuatan kepada orang lain. 4 Pengertian kekerasan tedapat<br />

dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan<br />

Tindak Pidana Perdagangan Orang, yaitu terdapat didalam pasal 1<br />

angka 11 yang berbunyi sebagai berikut:<br />

“Kekerasan adalah setiap perbuatan secara melawan hukum,<br />

dengan atau tanpa menggunakan sarana terhadap fisik dan psikis<br />

yang menimbulkan bahaya bagi nyawa, badan, atau menimbulkan<br />

terampasnya kemerdekaan seseorang.”<br />

Kemudian disebutkan pula di dalam penjelasan pasal 13<br />

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak<br />

bahwa perlakuan kekerasan dan penganiayaan, misalnya perbuatan<br />

melukai dan/atau mencederai anak, dan tidak semata-mata fisik, tetapi<br />

juga mental dan sosial. Kekerasan seksual sebagai salah satu bentuk<br />

kekerasan adalah setiap penyerangan yang bersifat seksual baik telah<br />

terjadi persetubuhan ataupun tidak, dan tanpa memperdulikan hubungan<br />

4 Thomas Santoso, Teori-Teori Kekerasan, (2002), hlm. 11.<br />

28

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!