prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
menjadi korban kekerasan akan mengalami dampak berlapis dan<br />
berkepanjangan baik dari sisi kesehatan fisik dan mental, sosial dan<br />
pendidikan.Contoh kasus yang paling menyita perhatian media dan<br />
masyarakat di Aceh, terjadi pada tahun 2013 lalu. Yaitu kasus yang<br />
menimpa Diana, anak yang baru berusia 6 tahun yang terjadi di<br />
Gampong, Peulanggahan, Banda Aceh. Dia diperkosa lalu dibunuh. Tak<br />
banyak yang tahu kelanjutan proses persidangan yang dia jalani, hingga<br />
akhirnya pamannya lepas dari tuntutan ancaman penjara. Paman Diana<br />
divonis bebas oleh Hakim. Perbuatan ini hanya dikenakan delik<br />
pembunuhan yang terdawaknya bukanlah paman Diana.<br />
Meski demikian, tidak pula berarti tidak ada kasus kekerasan<br />
seksual yang ditangani dengan baik. Seperti di tahun 2013 lalu, di Darul<br />
Imarah, Desa Lagang, Jantho, Kabupaten Aceh Besar.Pelakunya adalah<br />
guru mengaji yang menjaga kios kecil di dekat lingkungan pesantren,<br />
kekerasan dilakukan terhadap anak yang saat itu sedang belanja di<br />
kiostersebut. Tak banyak masyarakat yang percaya, terlebih pelakunya<br />
adalah tokoh yang cukup dikenal sebagai orang yang paham agama dan<br />
sebagai guru mengaji.Ketika sampai pada proses persidangan, P2TP2A<br />
Aceh melakukan monitoring hingga pada proses BAP di kepolisian<br />
sampai dengan surat dakwaan. Secara pembuktian, hasil Visum et<br />
Repertum yang dilakukan dari proses pendampingan korban didapati<br />
kerusakan fisik di bagian vagina si anak, sehingga terpenuhi sudah dua<br />
alat bukti untuk dilanjutkan ke persidangan. Pihak penasehat hukum<br />
dari P2PT2A tak berhenti sampai disana, mereka juga memastikan pasal<br />
apa yang didakwakan terhadap pelaku hingga pada akhirnya hakim<br />
menjatuhkan vonis 10 tahun penjara.Untuk Anak yang menjadi korban<br />
dalam kasus tersebut, P2TP2A terus melakukan pendampingan dengan<br />
fokus pada pemulihan psikis korban terlebih dahulu, mangajak anak<br />
untuk bermain sampai dia merasa terbiasa untuk bisa masuk di<br />
lingkungan bermain bersama teman sejawat di sekolah. Tak hanya itu,<br />
P2TP2A juga melakukan pendekatan dengan aparat gampong, pihak<br />
sekolah korban, agar mereka tidak menaruh stigma pada korban di<br />
proses pemulangannya.<br />
Berdasarkan pengamatan, korban kekerasan seksual di Aceh,<br />
bahkan sejak tahun 2005, belum mendapatkan manfaat dari program<br />
rehabilitasi dan rekonsiliasi yang telah bergulir. Berbagai persoalan<br />
terkait pembuktian korban terus menjadi alasan yang menghalangi akses<br />
korban untuk pemulihan. Kondisi ini terus menggantung sementara juga<br />
tidak ada kejelasan penyikapan pemerintah Aceh maupun di level<br />
nasional untuk membangun sebuah mekanisme untuk pengungkapan<br />
kebenaran dan rekonsiliasi. 4<br />
Manusia<br />
4 Komnas Perempuan, Laporan Independen Institusi Nasional Hak Asasi<br />
166