prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
pemberitaan di media massa seperti media cetak dan media elektronik<br />
mempublikasikan kasus-kasus kekerasan seksual, baik yang terjadi<br />
pada anak maupun perempuan. Kekerasan seksual adalah suatu bentuk<br />
tindakan atau percakapan seksual yang dilakukan oleh pelaku terhadap<br />
korbannya.<br />
Tindak kekerasan seksual pada anak Indonesia masih sangat<br />
tinggi. Salah satu penyebabnya adalah paradigma atau cara pandang<br />
yang keliru mengenai anak. Hal ini menggambarkan seolah-olah<br />
kekerasan terhadap anak sah-sah saja karena anak dianggap sebagai<br />
hak milik orang tua yang dididik dengan sebaik-baiknya termasuk<br />
dengan cara yang salah sekalipun. Tindak kekerasan seksual terhadap<br />
anak tersebut tidak boleh dibiarkan berlangsung secara terus-menerus,<br />
melainkan harus ditanggulangi baik melalui upaya pendekatan yuridis<br />
maupun pendekatan non yuridis serta menjadi tanggung jawab seluruh<br />
komponen masyarakat.<br />
Dengan adanya kasus kekerasan seksual terhadap anak, maka<br />
akan menjadi korban dari perbuatan seseorang dan tentunya akan<br />
menimbulkan dampak psikologis bagi kelangsungan kehidupannya.<br />
Dalam hal ini, maka kedudukan anak sebagai generasi bangsa, akan<br />
mengalami hambatan terhadap perkembangan jiwa atau mentalnya.<br />
Secara yuridis masalah tindakan kekerasan seksual terhadap<br />
anak di bawah umur dapat dikenakan pasal 290 angka (2e) KUHP<br />
yaitu seseorang yang melakukan perbuatan cabul terhadap orang yang<br />
belum cukup umur 15 tahun dan diancam pidana penjara selama tujuh<br />
tahun. Disamping itu, dapat pula dikenakan pasal 292 KUHP, yaitu<br />
orang dewasa yang melakukan cabul dengan orang yang belum dewasa<br />
dari jenis kelamin yang sama dan diancam pidana penjara lima tahun.<br />
Kemudian tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak yang<br />
dibawah umur juga bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 39<br />
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pada pasal 58 ayat (1)<br />
disebutkan, bahwa setiap anak berhak untuk mendapatkan<br />
perlindungan dari segala bentuk kekerasan seksual.<br />
Dalam rangka menanggulangi tindak pidana kekerasan seksual<br />
terhadap anak di bawah umur, maka diterbitkan Undang-Undang<br />
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam undangundang<br />
ini telah menentukan sanksi pidana terhadap tindak pidana<br />
kekerasan seksual yang dilakukan kepada seorang anak yang belum<br />
dewasa sebagaimana disebutkan pada pasal 81 ayat (1) sebagai berikut:<br />
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau<br />
ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetujuan<br />
dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana<br />
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3<br />
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga<br />
132