25.03.2015 Views

pergolakan-pemikiran-islam-ahmad-wahib

pergolakan-pemikiran-islam-ahmad-wahib

pergolakan-pemikiran-islam-ahmad-wahib

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

— Democracy Project —<br />

tokoh Islam seperti Mohammad Natsir mengenai hal tersebut,<br />

menjadi sangat jelaslah bahwa contoh statement politik di atas<br />

hanyalah sekedar miniature dari sifat double standard yang telah<br />

berakar di kalangan golongan Islam Indonesia, termasuk<br />

pemimpin-pemimpinnya. Terserah pada pendapat anggota-anggota<br />

HMI: apakah penyakit mental seperti ini akan dibiarkan<br />

saja berlarut-Iarut?<br />

Sambil kita memikir-mikir jawaban pertanyaan di atas, Baiklah<br />

kita beralih pada kisah lain. Dalam kepengurusan yang<br />

lalu, musyawarah kerja Generasi Muda Islam Yogyakarta (HMI<br />

juga jadi pesertanya) mengeluarkan statement politik yang tidak<br />

kalah “elegantnya”. Statement itu menuntut agar pemerintah<br />

membubarkan apa yang dinamakan “group independent”, karena<br />

menyebarkan sekularisme atau sekularisasi yang menurut peserta<br />

musyawarah Gemuis tadi bertentangan dengan Pancasila.<br />

Alangkah naif dan diktatorialnya bunyi statement itu. Dia naif<br />

karena sesungguhnya apa yang dinamakan “group independent”<br />

tidak ada secara organisatoris. Nama itu sekedar sebutan “tidak<br />

bertubuh” bagi beberapa kaum intelektual yang menginginkan<br />

suatu pembaharuan besar-besaran di negeri ini. Maka apa<br />

yang mau dibubarkan kalau organisasinya tidak ada? Kita telah<br />

dengan begitu bersemangat dan bernafsu untuk memukul<br />

orang yang berbeda pendapat dengan kita. Sayang tidak satu<br />

molekul udarapun yang kena, karena pukulan maut itu dilakukan<br />

di ruang hampa. Tidak ada yang kena kecuali kepala kita<br />

sendiri yang kurang berpengetahuan. Tapi kesalahan ini masih<br />

kecil. Kurangnya pengetahuan masih bisa dikejar dengan belajar<br />

lebih banyak. Tapi tidak demikian halnya dengan kesalahan<br />

kedua yaitu kesalahan dalam sikap mental. Sikap mental kita<br />

Dari Dunia Kemahasiswaan dan Keilmuan 277

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!