25.03.2015 Views

pergolakan-pemikiran-islam-ahmad-wahib

pergolakan-pemikiran-islam-ahmad-wahib

pergolakan-pemikiran-islam-ahmad-wahib

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

— Democracy Project —<br />

karan besar lama atau sekedar berputar-putar atau meluas dan<br />

meminggir dalam lingkaran sosial lama. Ulama-ulama yang<br />

menentukan aqidah dan syari’ah sekarang ini, tubuhnya ada<br />

pada lingkaran sosial baru, tapi kepalanya masih ada dalam<br />

lingkaran sosial lama. Karena itu tidak heran kalau terjadi split<br />

pribadi, banyak hipokrisi dan perpecahan antara golongan Islam<br />

dengan dunia moderen.<br />

Fiqh merupakan hasil sekularisasi ajaran Islam di suatu<br />

tempat dan waktu. Menurut saya, Qur’an dan Hadist itu fiqh<br />

pertama di kalangan umat <strong>islam</strong>. Sehingga Al-Qur’an merupakan<br />

hasil sekularisasi ajaran Islam di zaman nabi. Pelakunya<br />

Tuhan sendiri. Dan hadist saya pikir, merupakan hasil sekularisasi<br />

ajaran Islam di Zaman nabi. Pelakunya: Muhamad.<br />

Tetapi karena kedudukannya sebagai fiqh pertama, maka<br />

dia mempunyai tempat istimewa yang jauh diatas fiqh-fiqh<br />

lainnya yang datang sesudahnya. Karena kita tidak tahu pasti<br />

bagaimana sesungguhnya kehendak Tuhan dan Nabi yang<br />

asli dan masih belum “diterjemahkan”, yang azali, yang mencakup<br />

seluruh ruang dan waktu, maka fiqh pertama itu sekaligus<br />

merupakan sumber yang paling tinggi dan paling “kompeten”.<br />

Karena itu kalau fiqh-fiqh sesudahnya hanya memiliki<br />

status “penafsir”, “hasil pemahaman” dan nilai “patut didengar<br />

perkembangannya”, maka fiqh pertama itu memiliki status “fenomena”<br />

dengan mana selanjutnya kita mencari ide-ide di belakang<br />

fenomena itu: dan karena itu dia memiliki nilai “harus<br />

disalami ide-idenya”.<br />

Tentunya ada banyak ayat Qur’an dan Hadist yang merupakan<br />

hasil sekularisasi “transmitif ” atau “transmigratif ” atau<br />

“translatif, karenanya memiliki daya cakup seluruh ruang dan<br />

Ikhtiar Menjawab Masalah Keagamaan 47

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!